Mohon tunggu...
Nurjanah
Nurjanah Mohon Tunggu... Buruh - Cleaning Service

Hidup adalah Berjuang untuk Bertahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Lebaran "Wah" Orang Betawi Pinggiran yang Mulai Punah

9 Juni 2019   12:30 Diperbarui: 9 Juni 2019   13:11 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2. Semur Daging Kerbau

Kerbau merupakan hewan yang dipilih untuk di sembelih sebelum lebaran tiba. Menurut para orangtua,  dipilihnya hewan tersebut karena tekstur daging dan potongannya tidak mengempis pada saat di masak.

Biasanya, para warga membentuk kelompok-kelompok jauh-jauh bulan sebelum lebaran untuk membuat arisan. Warga biasa menyebutnya 'Andil',  arisan warga untuk membeli daging kerbau. Setiap bulannya,  anggota yang tergabung dalam Andil tersebut akan menyetor uang kepada para ketua kelompok. Besar kecilnya setoran tergantung dari berapa banyak daging yang di pesan.

Mereka tidak menggunakan cara kilo,  tetapi 'tandingan'.  Satu tanding berisi kurang lebih sepuluh kilo daging kerbau. Setiap rumah biasanya memesan paling sedikit satu tanding. Daging kerbau tersebut akan di bagikan dua hari atau sehari menjelang lebaran. Daging tesebut diolah menjadi semur dan akan diberikan sebagai hantaran kepada para saudara yang lebih tua dalam silsilah keluarga pada hari terakhir di bulan puasa.

Lauk yang juga di jadikan hantaran bersama daging kerbau adalah oseng lengkiyo,  toge dan kacang panjang, ikan gabus kering , ikan tembang dan ikan perek goreng dan sayur kentang.  Para anak biasanya di tugaskan mengantarkan rantang-rantang tersebut ke rumah-rumah yang dituju. Dan biasanya akan diberi uang dari orang yang dihantarkan rantang berisi nasi dan lauk pauk tersebut.  Sedangkan bingkisan dodol dan uli akan dijadikan bingkisan tepat pada hari lebaran sambil bersalam-salaman.

3. Petasan

Kemeriahan lebaran akan makin terasa semarak dengan adanya petasan yang dipasang oleh warga yang secara sukarela melakukan hal tersebut. Tidak tanggung-tanggung,  bermeter-meter petasan yang sudah di persiapkan jauh hari sebelum lebaran tiba dan akan di bakar di hari pertama idul fitri.

Biasanya, petasan tersebut dinyalahkan setelah semua keluarga berkumpul di rumah. Rangkaian petasan yang telah di rajut sedemikian rupa tersebut akan digantungkan di atas pohon hingga menjuntai ke bawah.

Suara petasan tersebut di jadikan penanda bahwa lebaran dan bersilahturahmi sudah bisa dimulai. Suara sahut-sahutan petasan menggema dan membuat lebaran jadi lebih semarak.

4. Arak-arakan ondel-ondel

Ondel-ondel biasanya akan di arak keliling kampung pada hari ketiga lebaran.  Dulu, di kampung ini ada ondel-ondel yang sangat terkenal dan dinantikan kedatangannya oleh para warga.  Minah namanya,  ondel-ondel cantik milik sesepuh bernama Wak Irih. Banyak warga yang percaya bahwa ondel-ondel bernama Minah tersebut mempunyai kekuatan magis. Itu sebabnya, dia akan di keluarkan dari rumah oleh si empunya hanya pada saat hari raya idul fitri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun