Mohon tunggu...
Nurina Wahyu A
Nurina Wahyu A Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Kanjuruhan Malang

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Filsafat Novel "Gadis Jeruk (The Orange Girl)" Karya Jostein Gaarder

25 Januari 2021   23:59 Diperbarui: 26 Januari 2021   00:03 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Novel yang berjudul Gadis jeruk (The Orange Girl) karya Jostein Gaarder diterjemahkan oleh Mizan (Yuliani Lupito)

Sinopsis :

George Roed adalah remaja berusia 15 tahun. Ia putra dari Jan Olav dan Veronika. Dalam buku ini menceritakan bahwa George menerima surat dari ayahnya yaitu Jan Olav yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu. Surat itu disimpan Jan Olav selama 11 tahun di dalam kereta kayu milik George saat masih kecil. Kakek dan nenek George telah diberikan wasiat oleh Jan Olav untuk tidak membuang mainan kereta kayu.

Akhirnya George membuka dan membaca surat itu dan membuatnya mengingat kembali tentang ayahnya. Surat yang berisikan tentang masa depan yang sudah direncanakan Jan Okav sebagai sarana komunikasi dengan Georfe yang pada saat itu George masih berusia 3 tahun.

Isi surat mulanya mengkisahkan Jan Olav yang bertemu dengan seorang gadis jeruk didalam trem. Gadis jeruk adalah sebutan dari Jan Olav untuk seorang gadis cantik yang mengenakan mantel kulit berwarna oranye dan memeluk sebuah kantong yang berisi buah jeruk. Gadis itu adalah Veronika, istri Jan Olav dan ibu George.

Di dalam surat itu, Jan Olav menceritakan susahnya mencari gadis jeruk dari Oslo sampai ke Sevilla. Hingga membuat Jan Olav semakin tertarik dan terus berusaha mendekati gadis jerus. Dan pada akhirnya tumbuhlah dua insan yang saling mencintai. Jan Olav dan Veronika menikah dan dikaruniai seorang putra bernama George. Kemudian Jan Olav menceritakan tenag dirinya yang didiagnosa memiliki penyakit berat. Jan Olav mengetahui bahwa usianya tidak akan lama lagi. Sampai akhirnya Jan Olav menulis sebuah surat untuk masa depan. Surat yang berisikan sebuah renungan tentang kehidupan, keluarga, kematian dan alam semesta ini.

Analisis Filsafat :

Novel ini membawa sebuah perenungan tentang alam semesta dan memiliki nilai filosofis tentang makna hidup, kesempatan, pilihan hidup dan takdir. Dimana Jan Olav membangun kesadaran anaknya bahwa kehidupan yang dialami manusia bagaikan sebuah dongeng yang memiliki aturan dimana semua peran dan kisahnya telah dituliskan dengan menuju akhir kisah yang diinginkan penulisnya.

"Dongeng yang hebat apakah yang sedng kita jalani dalam hidup ini? Dan masing-masing dari kita hanya boleh mengalaminya untuk waktu yang singkat? Mungkin teleskop ruang angkasa akan membantu kita mengerti lebih banyak tentang hakikat dongeng ini suatu hari. Barangkali di luar sana, di balik galaksi-galaksi terdapat jawaban apa sebenarnya manusia itu."

Jan Olav sadar bahwa hidupnya tak lama lagi karena sakit yang dideritanya maka menuliskan sebuah pesan pada George

"Kamu tidak tahu kapan kamu akan dilahirkan, tidak juga berapa lama kamu akan hidup,.. Yang kamu ketahui hanyalah bahwa jika kamu memilih untuk hadir di tempat tertentu di dunia ini, kamu juga harus meninggalkannya lagi suatu hari dan pergi meninggalkan segalanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun