Setelah tertunda seminggu, akhirnya Ahad, 21 September 2025 kami (27 orang, dewasa dan anak-anak) berangkat ke Wonosalam, ke rumah ibunya Puput.
Dari Malang berangkat 4 armada (Buk Nasir di Avanza, Buk Mimin di Chevrolet, Mbahona di Avanza, Ayahbudi di Kijang LGX) dan 1 armada dari Kromengan (Epi di Xenia). Semuanya sudah sepakat pukul 06.00 pagi meluncur menuju Wonosalam Jombang via Pujon kecuali Epi yang lewat Kediri.
Rombongan Buk Nasir dan Ayahbudi singgah sebentar di Koperasi SAE Pujon untuk sarapan dan ke kamar kecil. Rombongan yang lain terus melaju ke tempat tujuan.
Rombongan Buk Mimin datang yang pertama, rombongan Ayahbudi berikutnya. Rombongan Mbahona, Buk Nasir dan Epi menyusul kemudian
Arisan keluarga kali ini sekalian mengantar kepindahan Puput dan Andi ke Wonosalam. Setelah resign dari PR Gandum karena sakit, Andi dan Puput akan mengelola toko sembako di sini. Mereka sudah berada di sini sejak dua minggu yang lalu.
Ibunya Puput menyambut kami dengan ramah dan hangat. Andi dan Puput juga tampak gembira menyambut kedatangan kami. Mereka sudah bekerja keras demi menyambut kami. Di teras dan di dalam rumah ada banyak hidangan yang disajikan, mulai dari kolak duren, pisang barlin, salak pondoh, jeruk dau, aneka kue basah dan bangsa keripik.
Pukul 09.50 acara dibuka oleh Ira yang guru Bahasa Indonesia di Al Mahira, dilanjutkan dengan pesan dan nasihat dari Ayahbudi.
Pesan yang disampaikan pada pertemuan hari ini tentang pertemuan dan perpisahan dab bagaimana cara kita mensyukuri apa yang kita alami hari ini. Intinya daun yang jatuh pun adalah dalam pengawasan dari Allah, bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta sekecil apa pun adalah atas kehendak dan sepengetahuan Allah. Ungkapan ini merujuk pada Surat Al-An'am ayat 59 yang menyatakan bahwa tidak ada sehelai daun pun yang jatuh melainkan Allah mengetahuinya.
Makna dan hikmah dari ayat itu adalah bahwa ilmu Allah yang meliputi segalanya baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Kekuasaan Allah yang mutlak karena tiada satu pun kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa ijin dan kehendak Allah.
Maka sebagai manusia kita meyakini bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan dan bahwa Allah selalu bersama dengan makhluk-Nya. Ayat ini menguatkan iman karena segala dan takdir Allah adalah yang terbaik dan kita harus berserah diri kepada-Nya.