Mohon tunggu...
Ade Nurhidayat
Ade Nurhidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta

My Best Family

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Transformasi PKB di Usia ke-27: Antara Tantangan Destruktif dan Kepemimpinan Konstruktif

23 Juli 2025   12:41 Diperbarui: 23 Juli 2025   12:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. KH. Maman Imanulhaq, MM (Wakil Ketua Fraksi PKB DPR RI/Dewan Syura DPP PKB

Jakarta- Harlah ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan sekadar seremoni mengenang sejarah, tetapi momentum evaluasi, afirmasi, dan transformasi. Di tengah berbagai tantangan politik, sosial, dan ideologis yang menghantam dari dalam dan luar, PKB justru menunjukkan ketangguhan sebagai partai yang tidak hanya bertahan, tetapi terus bertumbuh dan beradaptasi.

Lebih dari seperempat abad, PKB telah membuktikan eksistensinya sebagai partai politik yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, serta memiliki komitmen tinggi terhadap demokrasi, kebangsaan, dan keadilan sosial. Sejarah kelahirannya sebagai representasi politik kalangan pesantren, kultural Nahdlatul Ulama, serta kaum tradisionalis menjadi fondasi ideologis yang terus dirawat dan diperbarui.

Namun, memperingati ulang tahun ke-27 juga berarti menghadapi kenyataan bahwa zaman terus berubah. Tantangan politik nasional semakin kompleks, mulai dari disrupsi teknologi, pergeseran demografi politik, hingga krisis kepercayaan publik terhadap institusi-institusi demokrasi. Di tengah realitas itu, transformasi menjadi kata kunci agar PKB tidak sekadar bertahan, tetapi juga relevan, progresif, dan memimpin arah perubahan.

Tantangan Destruktif dalam Lanskap Politik Nasional

Transformasi menjadi isu utama karena PKB beroperasi di dalam medan politik yang sarat dengan kendala destruktif. Fragmentasi ideologis, polarisasi sosial, oligarki politik, dan maraknya politik identitas adalah sebagian dari tantangan yang menggerogoti tatanan demokrasi. Tak hanya itu, politik transaksional yang kerap mengabaikan idealisme dan mengedepankan kepentingan sesaat juga menjadi jebakan yang dapat membuyarkan arah perjuangan partai-partai berbasis nilai, seperti PKB.

Di sisi internal, tantangan regenerasi kader, modernisasi struktur, dan penyelarasan visi pusat-daerah memerlukan energi dan strategi yang tidak sederhana. Namun di sinilah PKB menampilkan wajah berbeda: ia tidak menjadi korban keadaan, melainkan pemain yang aktif membentuk arah zaman.

Kepemimpinan Transformasional Gus Muhaimin

Di tengah dinamika tersebut, Ketua Umum PKB, Gus Abdul Muhaimin Iskandar, tampil sebagai arsitek transformasi partai. Kepemimpinannya tidak bersifat reaktif, tetapi proaktif dan sistematis. Gus Muhaimin tidak sekadar menjaga marwah partai sebagai pewaris nilai-nilai Nahdlatul Ulama, tetapi menjadikannya kekuatan politik yang cerdas dalam membaca realitas dan berani dalam melakukan lompatan-lompatan strategis.

Beberapa langkah konkret yang mencerminkan transformasi PKB yang diinisiasi Gus Muhaimin yang juga Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat itu seperti modernisasi struktur dan digitalisasi organisasi. Di tangan Gus Muhaimin, PKB menjelma menjadi salah satu partai yang cepat beradaptasi dengan teknologi digital. Platform komunikasi, konsolidasi kader, dan bahkan rekrutmen politik telah diarahkan pada pemanfaatan teknologi digital. Ini menunjukkan bahwa PKB tidak gagap teknologi, dan mampu merangkul generasi muda dengan bahasa yang mereka pahami.

Kedua, Gus Muhaimin berhasil melakukan penguatan identitas ideologis dan politik kelas menengah
PKB yang tetap kokoh dalam nafas Islam Ahlussunnah wal Jamaah, namun tidak jumud. Di bawah Gus Muhaimin, nilai-nilai itu dijadikan pijakan untuk memperjuangkan isu-isu strategis bangsa seperti keadilan sosial, demokrasi inklusif, dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Politik berbasis nilai yang diterjemahkan dalam aksi konkret menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi kelas menengah Muslim yang terdidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun