Mohon tunggu...
Nurhazizah Waddaulah
Nurhazizah Waddaulah Mohon Tunggu... Analisis Kimia-IPB University

Saya Nurhazizah Waddaulah, mahasiswa Analisis Kimia IPB University. Sehari-hari bergulat dengan laporan, riset, dan deadline, tapi tetap percaya kalau setiap cerita mahasiswa bisa jadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Deadline dan Diri Sendiri: Tantangan Kesehatan Mental Mahasiswa Era Digital

19 September 2025   18:00 Diperbarui: 19 September 2025   17:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bayangkan tengah malam di kamar kos: layar laptop masih menyala, notifikasi grup kelas berdenting, dan tubuh sudah lelah tapi otak tetap dipaksa bekerja. Mahasiswa di era digital hidup dalam pusaran deadline yang tak pernah berhenti. Tugas kuliah, organisasi, hingga ekspektasi sosial bercampur menjadi tekanan yang perlahan menggerus kesehatan mental. 

Teknologi: Penolong yang Berbalik Menjadi Beban

Tak bisa dipungkiri, teknologi mempermudah akses belajar, dari e-learning hingga referensi jurnal hanya dalam sekali klik. Namun, kemudahan ini datang dengan harga: banjir informasi yang sulit dikendalikan. Penelitian Wang et al. (2023) menunjukkan bahwa paparan berlebihan di media sosial justru meningkatkan kecemasan mahasiswa, karena terlalu banyak informasi yang harus diserap dalam waktu singkat. Smith et al. (2021) bahkan menemukan rata-rata mahasiswa menerima ratusan notifikasi dalam sehari. Alih-alih produktif, mereka justru sering merasa kewalahan dan tidak tahu harus mulai dari mana.

Deadline dan Multitasking: Dua Pisau Tajam

Deadline memang bagian dari dunia akademik, tapi di era digital, beban itu terasa berlipat ganda. Mahasiswa dituntut multitasking---menyelesaikan tugas, menghadiri rapat online, aktif di organisasi, sekaligus tetap hadir di media sosial. Kondisi ini memicu stres kronis yang berujung burnout. Studi Juniar et al. (2022) di Indonesia membuktikan bahwa mahasiswa yang mengikuti intervensi manajemen stres berbasis daring mengalami penurunan tingkat stres signifikan. Artinya, masalah ini bukan sekadar keluhan, tapi nyata dan bisa diatasi jika ditangani dengan pendekatan yang tepat.

Jejak Stres yang Nyata

Kombinasi tekanan deadline dan distraksi digital biasanya muncul dalam wujud sehari-hari yang sederhana, tapi dampaknya besar. Banyak mahasiswa mengaku sulit tidur karena tetap terjaga bersama gadget, bahkan ketika mata sudah berat. Konsentrasi pun menurun karena perhatian terpecah ke banyak arah. Perasaan cemas, lelah mental, hingga academic burnout menjadi semakin umum. Osman et al. (2025) menegaskan bahwa mahasiswa yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial lebih rentan mengalami insomnia, kecemasan, dan penurunan motivasi belajar.

Merawat Diri: Keseimbangan yang Harus Diperjuangkan

Meski begitu, mahasiswa bukan tanpa harapan. Ada banyak langkah kecil yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental. Mengatur prioritas dan membuat jadwal realistis bisa membantu mengurangi rasa kewalahan. Membatasi notifikasi dan menetapkan jam bebas gadget memberi ruang bagi otak untuk beristirahat. Teknologi juga bisa dimanfaatkan secara positif, misalnya dengan mengikuti aplikasi atau modul kesehatan mental daring. Yang terpenting, mahasiswa perlu belajar self-compassion menerima bahwa tidak apa-apa untuk tidak selalu produktif, memberi waktu bagi diri sendiri untuk bernafas, tertawa, atau sekadar menikmati hobi sederhana.

Deadline akan selalu ada, dan era digital tidak akan melambat. Tapi ada satu hal yang harus selalu diingat: diri kita sendiri. Menjaga kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan fondasi agar kita bisa terus melangkah, berkarya, dan bertahan di dunia yang semakin cepat.

Referensi

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun