Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Mengalami Anemia Defisiensi Zat Besi, Orangtua Harus Bagaimana?

13 Desember 2018   14:54 Diperbarui: 13 Desember 2018   15:17 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Apa yang dimaksud dengan anemia defisiensi zat besi?

Anemia defisiensi zat besi (Iron Deficiency Anemia /IDA) merupakan kondisi berkurangnya produksi sel darah merah yang mengakibatkan rendahnya cadangan zat besi dalam tubuh (Short & Domagalski, 2013). Kadar zat besi turun disebabkan adanya infeksi akut/kronis, proses peradangan, adanya neoplasma malignan, berlangsung selama menstruasi, dan asupan nutrisi yang kurang mengandung zat besi (Cairo, Silva, Bustani, & Marques, 2014). Zat besi memiliki peran yang sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, myoglobin, dan protein darah lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan psikomotorik anak serta kapasitas intelektualnya (Cairo et al., 2014).

Apa dampak yang ditimbulkan?

IDA pada bayi dan anak-anak dengan usia kurang dari 2 tahun memiliki konsekuensi yang serius seperti kerusakan perkembangan fisik dan neurologis yang bersifat irreversibel atau tidak dapat diperbaiki (Black, 2013). Anak-anak yang mengalami IDA akan berisiko memiliki tingkat IQ yang lebih rendah, seiring berjalannya waktu kemampuan visual dan auditori akan menurun dan terus memburuk (Powers, McCavit, & Buchanan, 2015). Pada remaja perempuan dengan IDA akan mengalami perdarahan berat saat menstruasi dan lebih sering mengalami kelelahan yang akan mempengaruhi aktivitasnya di sekolah (Powers et al., 2015).

Bagaimana orangtua dapat mengetahui anak mengalami anemia defisiensi zat besi? 
Hal ini membutuhkan pemeriksaan darah seperti kadar hemoglobin, kadar zat besi dalam darah, total iron binding capacity (TIBC) dan pemeriksaan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional. 

IDA membutuhkan diagnosis langsung dari dokter, artinya orangtua tidak dapat sembarangan menentukan. Akan tetapi, orangtua dapat mengenali gejala IDA pada anak seperti wajah terlihat pucat yang menetap, ada nyeri yang hebat dengan atau tanpa bengkak, kehilangan darah dalam waktu yang lama, adanya perdarahan pda saluran cerna yang dilihat dari feses, anak terlihat seperti kurang energi dan ada riwayat anak mengalami infeksi.

Apa yang harus dilakukan orangtua jika anak sudah dikatakan mengalami anemia defisiensi zat besi? 
Umumnya dokter akan memberikan suplemen zat besi, agar suplemen zat besi memberikan hasil yang maksimal maka konsumsinya tidak serupa dengan konsumsi obat yang biasa. 

Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi bersamaan dengan makanan dapat diikuti dengan pemberian jus jeruk (yang mengandung vitamin C). Jangan memberikan suplemen zat besi bersamaan dengan susu dan makanan yang mengandung kedelai karena akan menghambat absorbsi zat besi. Adanya vitamin C akan meningkatkan absorbsi zat besi dan dapat menyebabkan feses anak menjadi kehitaman, akan tetapi hal tersebut hanya bersifat sementara (Giannetta & Kane, 2017).

Efek samping lain yang ditimbulkan dari suplemen zat besi yaitu anak akan mengalami mual, nyeri abdomen, konstipasi dan diare. Asupan zat besi khususnya dalam bentuk cairan, akan mempengaruhi warna pada gigi yang terlihat menjadi kurang bersih, namun hal tersebut akan bersifat sementara (Giannetta & Kane, 2017).

Hal penting yang harus diperhatikan orangtua adalah penyimpanan zat besi di rumah tidak boleh lebih dari 30 hari karena akan mengurangi manfaat dari zat besi. Pemberian zat besi dalam jumlah besar dapat mengakibatkan keracunan zat besi yang berakibat fatal sehingga obat-obatan harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak (Becherer & White, 2010). Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pengetahuan terkait kesehatan pada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun