Mohon tunggu...
Nur Habibah
Nur Habibah Mohon Tunggu... Guru - Mencoba mulai menularkan literasi dalam kegiatan sehari-hari menulis

seorang pendidik dari dua orang anak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kampung Halaman Seberang Lautan

29 Agustus 2023   04:24 Diperbarui: 29 Agustus 2023   04:39 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kampung Halaman Seberang Lautan

Kisah kampung halaman seberang lautan, kisah seorang keturunan Cina. dimana mereka sejak kecil sudah meninggalkan tanah leluhur nenek moyangnya Tiongkok. Berbu kisah masa kecil yang diceritakan orang tuanya tentang mimpi-mimpi indah masa kecil, dewi  Bulan yang elok rupawan namun selalu kesepian, kera Sakti yang gagah pembasmi siluman, kisah si ular putih yang kisah cintanya harus di tindih Pagoda Petir serta jagoan kungfu shaolin yang tak takut mati.

Negeri yang luas terbentang dari selatan ke utara, barat ke timur yang ribuan sejarah terbentang panjang, bercerita tentang mimpi-mimpi indah tak tahu bagaimana cara untuk menggapai mimpi itu.

Cerita tentang tanah leluhur menyimpan kisah yang istimewa, karena disanalah akar kelahiran kita. Tetapi kita tidak tahu dimana " akar" itu berada?. Kita tidak tahu secara spesifiknya, dusun gersang di Cina Selatan, tempat leluhur dilahirkan atau hutan bombu di belakang bukit tempat buyut bersembunyi dari serbuan Jepang. 

Delapan tahun penulis menyusuri kota beijing, namun belum mampu memahami perjalanan panjang awal kisah hidupnya sendiri, seorang Tiongkok Indonesia generasi ketiga.

Pernah Penulis bertanya kepada mamanya," ada apa di tempat jauh? " Mama selalu bercerita tentang tanah Hokkian di Tiongkok. Saat itu orang Jepang mengobrak abrik seluruh rumah-rumah, membakar, menyiksa para wanita. Seorang lelaki muda kemudian angkat senjata dengan membunuh tentara Jepang, kemudian ia berlayar hingga sampai ke Singapura. Sesampainya di Singapura Ia terus melawan Jepang, hingga akhirnya Ia sampai di Pulau Jawa, Dia adalah ayahku, dialah kakekmu.  

Menginjakkan kaki di tanah Hokkian orang Cina menyebutnya provinsi Fujian, orang tuaku bercerita sebuah desa  miskin, namun terlihat sekarang sudah menjadi sebuah kota yang modern, deretan bangunan tinggi, jalan tol, jembatan panjang,

Hokkian berada di Tiongkok perawakan mereka tidak begitu tinggi seperti Beijing. Kulit mereka tidak terlalu putih, bahasa mereka bukan bahasa mandarin, melainkan dialek orang Tiongkok di medan. 

"Kamu cari Amoi disini?" cantik-cantik!" sopir taksi terkekeh begitu tahu penulis dari Indonesia. Meski penulis tidak begitu paham, namun banyak bahasa hokkian yang digunakan di Indonesia seperti, Tahu, Tauge, tauco,bakmi, bakwan, kuli, lontong dll.

Cina ada dimana-mana, mulai dari pensil sampai radio, dari kaos oblong sampai mesin cuci semua bertuliskan made in China. Perkembangan teknologi hampir semua produk berasal dari Cina, tanpa kita sadari era globalisasi itu sudah terjadi sejak dulu melalu perdagangan antarbangsa melalui jalur sutra darat dan laut. 

Sebuah kota kecil Hokkian yang merupakan Jalur Sutra itu diberi nama Quanzhou ini terletak disebelah pesisir tenggara Cina, Pada masa kejayaan Marcopolo pernah memujanya" tidak ada pelabuhan yang lebih besar dari pada Quanzhou". Dari sinilah Kakek melakukan perjalanan panjang hingga akhirnya sampai di Nusantara. Hal ini merupakan menjadi satu kisah dari ribuan perjalanan bahari bertolak dari Quanzhou yang kelak mengubah sejarah Asia dan Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun