Waktu pengumuman kelulusan dan diterima di jurusan itu, aku sempat terdiam lama. Rasanya seperti mimpi. Aku kembali ingat saat-saat latihan di lapangan yang panas, saat gemetar berdiri di depan juri, dan saat hampir menyerah. Tapi sosok Pak Taufiq, dengan ketenangannya yang khas, selalu hadir dalam benakku.
Beliau tidak pernah mengiming-imingi kami dengan janji keberhasilan. Tapi beliau selalu berkata, "Kalau kamu tahu arahmu, maka sekecil apa pun langkahmu, itu tetap membuatmu maju." Dan itu terbukti. Dari sekian banyak kata-kata motivasi yang pernah aku dengar, yang paling menancap justru datang dari seseorang yang tidak pernah merasa perlu untuk berteriak.
Itulah yang membuatnya istimewa. Bukan karena prestasi pribadi, tapi karena dia mampu menyalakan semangat dalam diri murid-muridnya. Dan itu lebih langka daripada guru yang hanya mengejar target nilai. Ia tidak sibuk menunjukkan kehebatannya sendiri, tapi sibuk memastikan kami tumbuh sesuai kemampuan masing-masing.
Sampai hari ini, aku masih sering mengingat caranya memandang murid: tanpa merendahkan, tapi juga tanpa memanjakan. Beliau melihat potensi, bukan kelemahan. Dan beliau mengajarkan kami untuk melakukan hal yang sama pada diri sendiri. Jika dulu aku merasa tak mampu berbicara di depan umum, sekarang aku justru bisa menyampaikan gagasan dengan percaya diri di kelas.
Ada satu momen yang tak pernah kulupa. Saat latihan terakhir sebelum kompetisi, beliau berdiri di tengah lapangan, matahari hampir tenggelam. Beliau melihat kami satu-satu, lalu berkata, "Kalian semua sudah siap. Bukan karena gerakan kalian sempurna, tapi karena kalian sudah berani mencoba."
Dan dari semua pelajaran, mungkin itu yang paling dalam: bahwa keberanian untuk mencoba jauh lebih penting daripada takut gagal. Sering kali kita menunggu semuanya sempurna sebelum bertindak, padahal tindakan itulah yang menyempurnakan.
Kini, ketika aku mulai menulis, berbicara di depan kelas, atau bahkan saat mengerjakan tugas kuliah Ilkom yang kadang berat, aku selalu ingat satu kalimatnya yang sederhana, "Jangan menunggu menjadi luar biasa untuk mulai, tapi mulailah agar kamu bisa menjadi luar biasa."
Cerita tentang Pak Taufiq Damisi bukan cerita tentang guru dengan gelar panjang atau prestasi nasional. Tapi cerita tentang seorang pembimbing yang diam-diam mengubah hidup orang lain.
Dan dari semua hal yang pernah beliau ajarkan, satu hal yang paling membuatku terus melangkah adalah keyakinannya bahwa setiap orang bisa punya masa depan---asal dia cukup berani untuk menjemputnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI