Mohon tunggu...
Nur Fitri Nawandari
Nur Fitri Nawandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19

3 Desember 2021   17:03 Diperbarui: 3 Desember 2021   17:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan kemajuan teknologi saat ini gadget merupakan hal yang lumrah untuk dimiliki setiap orang dan melekat dengan gaya hidup manusia saat ini. Di masa pandemi seperti ini, di mana interaksi sosial tidak dapat dilakukan secara langsung, maka media maya jadi pilihan utama untuk menggantikannya. 

Mungkin secara kasat mata kita dapat menetralisir bahwa setiap orang dengan sangat mudah memiliki gadget karena kebutuhan yang tinggi Maka sudah sangat banyak produsen gadget berbagai merek yang tersebar di seluruh dunia yang menyebabkan gadget menjadi tidak lagi sesuatu yang mahal untuk dimiliki. 

Sayang sekali mata kita tidak buta untuk melihat kondisi saat ini, di mana bahkan saat tidak pandemi saja masyarakat Indonesia tidak semuanya berada di atas garis yang mampu mengatakan bahwa masyarakat sejahtera. Apalagi di saat pandemi seperti ini masyarakat semakin kesulitan dalam perekonomiannya. 

Jangankan untuk membeli gadget membeli makan saja kadang masih harus memutar otak mencari celah dan juga cara agar dapat membeli makanan untuk dimakan di hari itu. Walaupun bantuan dari pemerintah sudah nyata diberikan dalam bentuk bantuan tunai dan sebagainya. 

Namun tetap saja kebutuhan akan gadget untuk menyokong kegiatan pembelajaran virtual tidak termasuk kedalamnya yang artinya orang tua kembali harus memutar kembali otak mereka untuk kedua kalinya untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut. Perihal ini menjadi penting karena kepemilikan gadget merupakan awal bagaimana pembelajaran virtual dapat terjalankan.

Pada tantangan kedua, walaupun kegiatan pembelajaran memang dapat dilakukan secara virtual,  sayangnya metode daring ini masih sangat dapat dipertanyakan efektivitasnya. 

Banyak yang berpendapat bahwa metode virtual yang memanfaatkan teknologi digital ini sudah sangat revolusioner, sesuai dengan kebutuhan, solutif, dan sejalan dengan kemajuan peradaban. Nyatanya di lapangan ternyata metode ini tidaklah seefektif itu untuk dilakukan.

Jika konteks yang kita ambil adalah anak-anak, dalam kondisi saat ini penyebaran informasi sudah sangat masif ada di mana-mana dengan media yang sangat beragam namun masih tetap ada keterbatasan anak-anak dalam memahami teknologi yang harus mereka gunakan dalam pembelajaran virtual tersebut. 

Ini menjadi tantangan besar karena datangnya informasi kepada anak lebih besar adalah dari orang tuanya setelah itu baru media lain seperti internet dan juga teman sebaya. 

Kasus ini cukup unik, dimana sebenarnya orang tua sudah mampu memberikan anaknya akomodasi gedget untuk digunakan dalam pembelajaran virtual. Namun masalah baru datang dimana orang tua tidak mengerti bagaimana penggunaan teknologi sehingga orang tua tidak dapat membantu anaknya dalam proses pembelajaran.

Pertentangan ketiga sebenarnya adalah kondisi terbaik di mana orangtua sebenarnya sudah menjadi orangtua yang maju dan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi anaknya untuk melakukan pembelajaran virtual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun