Mohon tunggu...
Pendidikan

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi

31 Desember 2018   20:52 Diperbarui: 31 Desember 2018   21:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillah

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Selama pra-resep ini, kami sebagai mahasiswa baru telah memperoleh 2 materi yang sangat menarik, yaitu materi tentang tanggung jawab kaum intelektual dan wajah organisasi farmasi. Masing-masing materi ini disampaikan oleh orang-orang yang sangat berpengaruh di KEMAFAR-UH yaitu kak Bobby Sugara dan kak Budiman Yasir.

Hal yang harus dipahami pada materi tanggung jawab kaum intelektual adalah apa itu tanggung jawab dan kaum intelektual. Kata intelektual berasal dari kata intelect yang berarti akal dan pikiran. Jadi dapat kita simpulkan bahwa kaum intelektual adalah sekelompok orang yang menggunakan akal dan pikirannya untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Kaum intelektual bukan berarti hanya berlaku pada orang-orang yang telah menempuh pendidikan yang tinggi, mendapat gelar doktor, profesor dan gelar lain yang menunjukkan betapa tingginya pendidikan mereka. 

Namun kaum intelektual ialah mereka yang memakai akalnya untuk bisa memberi manfaat ke orang lain. Jadi walaupun seseorang telah mendapat pendidikan yang paling tinggi sekalipun, jika ia tidak bisa mengabdikan dirinya kepada orang lain dan masyarakat, maka mungkin ia belum bisa dikatakan sebagai kaum intelektual. 

Sementara orang yang tidak mendapatkan pendidikan yang sangat tinggi, namun bisa memberikan manfaat ke orang lain, maka ia bisa dikatakan sebagai kaum intelektual. So, the main point dari kaum intelektual adalah akal serta memberi manfaat. Nah, selanjutnya, apakah yang dimaksud tanggung jawab ? Tanggung jawab ialah hal yang harus dilakukan setelah kita mendapatkan sesuatu dari orang lain.

Mahasiswa bisa dikatakan sebagai salah satu kaum intelektual. Mahasiswa telah mendapatkan banyak pengajaran dan menggunakan akal dan pikirannya yang bisa digunakan untuk mengabdikan diri pada masyarakat. Namun bagaimanakah sebenarnya hubungan antara masyarakay dengan mahasiswa ?

Pemerintah memberikan subsidi biaya pendidikan yang cukup besar kepada mahasiswa. Dana ini diperoleh dari pajak sementara pajak sendiri diambil dari uang masyarakat ? jadi selama ini sebenarnya kita dikuliahkan oleh masyarakat, walaupun orang tua kita juga membiayai kuliah kita, namun uang yang mereka peroleh juga berasal dari masyarakat juga kan. Tapi apa yang telah kita lakukan kepada masyarakat saat ini, kepada mereka yang telah memberikan kita kesempatan untuk merasakan bangku kuliah ? mungkin belum ada...

Mahasiswa berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu, mahasiswa harus mengaplikasikan tri darma perguruan tinggi. Terdapat 3 poin penting dalam tri darma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Jadi sebagai mahasiswa, kita memiliki tanggung jawab yakni melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat serta tidak mengabaikan masyarakat. Sebagai mahasiswa kita harusnya sadar akan pentingnya masyarakat dalam kehidupan kita dan sadar untuk mengabdi kepada masyarakat.

Sebagai mahasiswa farmasi, tanggung jawab kita kepada masyarakat bukan dengan cara memberikan obat gratis kepada masyarakat, karena obat-obat dibuat dengan bahan-bahan serta pengujiannya yang mahal dan waktu yang lama, namun cukup dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai obat-obat, baik itu penggunaan obat tradisional sampai indikasi obat sintetik. 

Mahasiswa farmasi harus mampu untuk mengabdikan ilmu farmasi kepada masyarakat. Terdapat suatu masalah, yakni tingkat kepercayaan kepada apoteker yang rendah. Kenapa demikian ? karena apoteker cenderung berada dibelakang layar, apoteker tidak pernah bertemu langsung dengan masyarakat untuk memberikan informasi mengenai obat. Sehingga masyarakat bahkan tidak pernah menanyakan pada apoteker mengenai obat yang mereka komsumsi. 

Masyarakat lebih percaya kepada dokter dibandingkan apoteker mengenai obat-obatan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa farmasi kita harus mengabdikan diri kepada masyarakat, setidaknya untuk mengangkat nama baik apoteker dan mendapatkan kepercayaan masyarakat. Seperti di luar negeri, apoteker telah mendapatkan perhatian dan kepercayaan masyarakat, karena apoteker diluar negeri telah turun langsung memberikan pharmaceutical care kepada pasien, sehingga masyarakat dapat secara langsung menanykan obat-obat yang mereka komsumsi. Selain itu, mereka juga menempuh pendidikan yang lama, seperti pendidikan dokter dan juga profesi mereka sudah terspesialisasi. 

Setidaknya ketika seseorang sakit, akan ada 3 profesi yang mendatanginya, yaitu dokter, farmasis dan perawat. Namun yang terjadi di Indonesia, apoteker seakan tidak mendapat tempat, dokter yang seharusnya hanya mendiagnosa, juga menjadi tempat bagi pasien untuk menanykan mengenai obat, padahal hal itu harusnya dilakukan oleh apoteker. Masalah-masalah inilah yang harus diatasi oleh kita sebagai mahasiswa farmasi.

Materi kedua yang diberikan selama pembinaan yaitu materi tentang wajah organisasi farmasi. Ketika awal masuk kuliah, sebagian besar dari mahasiswa baru diberitahu untuk tidak terlalu ikut berorganisasi, termasuk saya. Katanya organisasi itu memberikan efek yang buruk pada akademik. 

Saya sejujurnya pernah berpikir demikian, namun setelah mengikuti materi ini, pendapat saya mengenai organisasi mulai berubah. organisasi. Dari pengalaman kak Budiman Yasir, dari organisasi membuat beliau bisa mengikuti banyak kegiatan yang melatih softskill beliau. Setelah lulus, kita hanya akan mendapatkan selembar kertas ijazah, namun orang-orang diluar sana mencari orang yang selain memiliki akademik yang baik, juga mencari orang yang memiliki softskill yang baik. Nah, di organisasi-lah seseorang softskill kita dilatih. 

Sebagai mahasiswa baru, organisasi sangat dibutuhkan karena saya berada ditempat yang baru sehingga butuh tuntunan, mengembangkan softskill serta dapat dibina untuk persiapan kuliah. Fakultas Farmasi UNHAS sendiri memiliki organisasi intrauniversitas yaitu KEMAFAR-UH (Keluarga Mahasiwa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Organisasi ini berdiri sejak 17 Agustus 1963 dengan nama HMF (Himpunan Mahasiswa Farmasi). 

Pada saat itu, farmasi masih berada dibawah naungan fakultas MIPA dan masih dalam bentuk departemen. Pada tahun 2007, akhirnya farmasi lepas dari fakultas MIPA dan berubah bentuk jadi departemen menjadi fakultas, seiring dengan perubahan HMF menjadi KEMAFAR-UH. Tujuan dari organisasi ini adalah membentuk mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, berwawasan, mandiri dan berjiwa sosial. 

Organisasi KEMAFAR-UH terdiri dari beberapa bagian. Yang tertinggi adalah kongres, yang terdiri dari kongres dan kongres luar biasa serta KPU. Kongres adalah tempat menentukan presiden BEM dan ketua MAPERWA dan KPU merupakan suatu lembaga yang menyelenggarakan pemilihan presiden BEM dan ketua MAPERWA. Kemudian, dibawahnya terdapat BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan MAPERWA (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) dimana kedua bagian ini memiliki hubungan koordinasi. 

BEM dipimpin oleh Presiden BEM yang melaksakan tugas eksekutif dan pelaksana harian. Presiden BEM secara langsung dapat berkomunikasi dengan ISMAFARSI sedangkan MAPERWA memiliki tugas legislatif dan yudikatif. MAPERWA berfungsi untuk mengawasi kinerja dari BEM. BEM juga membawahi UKM, dimana terdapat 5 UKM yang berfungsi untuk mengembangkan minat dan bakat anggota KEMAFAR-UH. UKM itu yakni PHARCO (Pharmacy Art Community), PSC (Pharmacy Sport Club), PRC (Pharmacy Rescue Community), Lege Artis dan CRITIS (Consociatio Auri Cogitantis). 

PHARCO merupakan UKM yang bergerak pada bidang kesenian, PSC bergerak pada bidang olahraga, PRC bergerak pada bidang kemanusiaan, Lege Artis bergerak pada bidang jurnalistik dan CRITIS bergerak pada bidang keilmuan dan penelitian. Kelima UKM ini dapat dipilih oleh anggota KEMAFAR-UH sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. 

Kak Budiman Yasir juga memberi kami beberapa tips untuk bisa tetap berprestasi dan mengikuti organisasi dengan baik. Yang pertama harus menemukan jalan sendiri dan menjadi diri sendiri, menemukan gaya belajar sendiri, buat komitmen pada diri sendiri, selain itu, kita harus punya kelebihan sendiri dan terakhir harus bisa mengatur waktu dengan baik. 

Thank You !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun