Mohon tunggu...
nurfadhilah rauf
nurfadhilah rauf Mohon Tunggu... Dosen, Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Pendidikan

Licensed Promotor STIFIn Family

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Gen Alpha di Simpang Jalan: Bertumbuh dalam Kebingungan?

21 Juni 2025   09:05 Diperbarui: 21 Juni 2025   09:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas RUBIK STIFIn Family

"Menurut Anda, pada usia berapa Gen Alpha mulai terlihat bermasalah?"

Sebagian menyebut sejak bayi, sebagian sejak usia sekolah dasar. Tapi mayoritas---dengan suara bulat---menjawab: setelah usia 12 tahun. Masa remaja awal. Masa ketika seharusnya mereka mulai tahu siapa diri mereka---justru menjadi titik kebingungan paling besar.

Tapi benarkah masalah Gen Alpha muncul tiba-tiba? Tidak. Mereka datang perlahan, diam-diam, pada setiap tahapan usia yang terlewati tanpa pendampingan yang sesuai. Dan di sinilah kita perlu menelisik lebih dalam---bukan hanya apa yang salah, tapi siapa anak itu sebenarnya, berdasarkan mesin kecerdasan dominannya (STIFIn).

Tahap Bayi (0--2 tahun) --- "Trust vs Mistrust"

Masalah utama: Dunia yang terlalu cepat, orang tua yang terlalu sibuk.
Anak belajar tentang rasa aman atau sebaliknya---rasa takut yang membekas.

Sensing child butuh sentuhan, pelukan, rutinitas. Tapi jika diasuh dengan layar dan pengasuh yang berganti-ganti, mereka tumbuh cemas.
Feeling child menangis lebih sering karena dunia tidak sehangat yang mereka harapkan.
Thinking child sudah sangat observan sejak dini, dan akan gelisah jika lingkungan tak teratur.

Risiko: Anak tumbuh curiga, tidak yakin pada dunia.
Solusi: Hadir sepenuh hati. Peluk. Tatap. Responsif.

Usia Balita (1--3 tahun) --- "Otonomi vs Malu/Ragu"

Masalah utama: Terlalu dikekang atau terlalu dibiarkan.
Ini usia ketika anak ingin berkata, "Aku bisa sendiri." Tapi seringkali, orang tua justru menganggap mereka terlalu kecil.

Instinct child akan frustrasi bila tak diberi ruang untuk memimpin kecil-kecilan ("aku yang tuang susu!").
Intuiting child mulai bertanya "kenapa", bukan hanya "apa"---dan kita sering mematikan rasa ingin tahunya dengan kalimat, "Udah, nurut aja!"

Risiko: Anak kehilangan rasa percaya pada kemampuannya sendiri.
Solusi: Biarkan ia mencoba, meski berantakan. Rayakan inisiatifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun