Mohon tunggu...
Nur Dania Munfaatin
Nur Dania Munfaatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Gizi

hii, kalian bisa memanggilku Dilla

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sibuk Bisa Jadi Penyebab Gastritis?

12 Januari 2024   18:46 Diperbarui: 12 Januari 2024   18:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Factor yang berpengaruh terhadap pola makan seseorang adalah kesibukan. Hal tesebut banyak dihadapi pada kelompok mahasiswa khususnya ketika sudah dekat dengan jadwal ujian dan masuk semester akhir. Mahasiswa seringnya tidak mempedulikan asupan yang dimakan setiap hari dan hanya mementingkan isi perut agar kenyang dan tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitriana, dkk (2022) menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat stress, semakin tinggi pula frekuensi makan mahasiswa untuk makanan makanan dengan gula tinggi dan jarang makan makanan yang berlemak. Tingkat stress yang tinggi juga menyebabkan peningkatan frekuensi konsumsi fast food atau  makanan siap saji, makanan ringan, soft drink, kopi, dan makanan lainya yang kurang kandungan gizi. Trend makanan sekarang inijuga berpengaruh karena lebih mendominasi di segala platform media sosial. Media social sering menjadi pengaruh terbesar dalam kebiasaan hidup salah satunya adalah kebiasaan makan. Contohnya seperti mie instan dalam wadah menarik, buah dengan saus coklat, buah  dengan gula karamel, dan mochi dengan isian stroberi. Belakangan ini  tren makan tahu dengan cabai yang berasal dari China sedang menjadi perbincangan hangat.

Selain tren makanan dengan citarasa yang manis, makanan pedas lebih lama menduduki tren dunia kuliner. Citarasa pedas yang unik membuat konsumen tertarik untuk mencicipi makanan pedas dengan barbagai macam. Tidak hanya itu, makanan dengan citarasa pedas juga dipercaya memiliki efek mengurangi stress dan meningkatkan nafsu makan. Semakin pedas makanan, dipercaya semakin meningkat pula kenikmatan suatu makanan tersebut sehingga konsumen cenderung tidak akan berhenti makan makanan pedas tersebut. Namun, dibalik kenikmatan citarasa makanan pedas dan pola makan yang tidak sehat, terdapat risiko terkena penyakit saluran pencernaan seperti Gastritis atau sering dikatakan dengan sakit Maag. Penyakit pencernaan sudah pasti berkaitan erat dengan konsumsi makanan. Gastritis adalah keadaan peradangan yang terdapat di lapisan terdalam lambung yang disebabkan oleh iritasi dan infeksi. Tingkat kejadian gastritis di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi yaitu 40,8% di wilayah tertentu atau sekitar 274.396 kejadian gastritis dari total penduduk sebanyak 238.452.952. Angka kejadian gastritis di Jawa Tengah mencapai 79,6%, yang juga masuk kategori tinggi.

Gastritis terjadi karena kebiasaan makan yang tidak baik, seperti kebiasaan buruk terhadap frekuensi makan yang tidak teratur dan konsumsi jenis makanan tertentu seperti makanan terlalu pedas, terlalu asam, lebih berminyak, minuman alkohol dan mengandung kafein. Makanan-makanan tersebut menyebabkan meningkatnya sekresi asam klorida seingga dapat merusak lapisan lambung dan meningkatkan asam lambung karena lambung kesulitan mencerna makanan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Daffa, dkk (2023), orang dengan pola makan yang buruk atau kurang baik memiliki risiko 2,447 kali menderita gastritis daripada orang yang mempunyai pola makan baik. Oleh karena itu, pola makan merupakan faktor yang berkontribusi pada terjadinya gastritis.

Konsumsi kopi adalah salah satu penyebab seseorang mengalami gastritis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Musrah & Hanifah (2022), responden dengan pola konsumsi kategori tinggi sebesar 43,3% dan hampir semua responden memiliki resiko gastritis sebesar 78,3%. Kandungan kafein yang tedapat pada kopi membuat proses pembentukan asam lambung semakin cepat, karena hal ini menyebabkan produksi gas dari lambung berlebih sehingga akan menyebabkan rasa kembung pada perut. Kopi sering dikonsumsi karena dipercaya dapat menghilangkan rasa kantuk, meningkatkan semangat dan konsentrasi sehingga tidak sedikit kalangan remaja yang mengonsumsi kopi. Kopi mudah didapatkan dimana saja, apa lagi dimasa sekarang ini banyak caf yang menyediakan tempat dengan koneksi internet cepat, sehingga dapat mendorong seseorang mengonsumsi kopi juga.

Selain dari faktor kebiasaan makan, stress juga berdampak pada terjadinya Gastritis. Stress akan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambing karena rangsangan emosional, yang pada akhirnya dapat timbulnya rasa nyeri dan mual. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azizah, Supriyatna, dan Ramadhani (2023), responden yang mengalami tingkat stress berat memiliki risiko 2,7 kali lebih tinggi untuk mengalami gastritis daripada responden dengan tingkat stress sedang. Oleh karena itu, tingkat stress juga merupakan factor lainya yang dapat memicu terjadinya Gastritis. Semakin tinggi tingkat stress seseorang, semakin tidak teratur pula konsumsi makananan dan kebiasaan makan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terkena Gastritis.

Salah satau upaya untuk mengobati rasa nyeri akibat penyaktit gastritis adalah dengan mengonsumsi perasan air kunyit. berdasarkan penelitian yang dilakukna oleh Safitri & Nurman (2020), membuktikan bahwa telah terjadi penurunan rasa nyeri setelah pemberian air perasan kunyit dari rasa nyeri sedang yaitu dengan skala 4,85 ke rasa nyeri ringan yaitu dengan skala 2,20. Kurkumin yang terkandung pada kunyit memiliki efek vasolidator dan meningkatkan seresi mucus sehingga dapat melindungi dan meningkatkan pertahanan mukosa lambung, selain itu dapat juga melapisi dan melindungi dinding lambung luka dan juga dapat menurunkan kadar asam lambung dalah tubuh, Kunyit memiliki senyawa anti inflamasi dan anti peradangan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita penyakit gastritis. 

Menjaga gaya hidup yang sehat merupakan langkah yang dapat kita ambil untuk mencegah penyakit. Usaha pola hidup yang baik tersebut dapat kita lakukan jika kita memiliki kemauan dan usaha. Untuk mencegah terkena penyakit gastritis, kita perlu memperhatikan pola makan dan mengelola stress. Pola makan dapat diatur mulai dengan memperhatikan jenis makanan, frekuensi makan, jumlah porsi yang akan dimakan, dan memperhatikan nilai gizi dari makanan tersebut. Upaya awal yang bisa kita lakukan untuk membentuk pola makan baik dengan menerapkan pedoman isi piringku. Pedoman isi piringku adalah upaya konsumsi makanan seimbang atau sesuai dengan energi yang dikeluarkan oleh tubuh, pola tersebut meliputi makanan pokok jenis karbohidrat, lebih dari 2 jenis protein yaitu protein hewani dan nabati, buah dan sayuran,serta air putih dan aktivitas fisik yang cukup, apalagi di masa sekarang ini banyak tren olahraga yang digemari oleh kalangan perempuan yaitu Poundfit. Poundfit merupakan olahraga yang dilakukan dengan menggunakan stick pound atau kita sering melihatnya seperti stick drum, biasanya dilakukan beramai-ramai di tempat umum seperti car free day, maupun kegiatan lainya yang biasanya dihadiri banyak orang. Aktivitas fisik tidak harus berolahraga seperti di tempat gym, aktivitas fisik dapat juga dilakukan dengan kegiatan rumah tangga seperti menyapu, naik turun tangga, dan kegiatan lainya.

Mengurangi stress dikala kesibukan sekarang ini, merupakan hal penting lainya untuk melakukan upaya hidup sehat, kita juga harus pandai mengatur waktu, misalnya tidak menunda pekerjaan dan tugas agar hasil yang dikerjakan maksimal dan tidak akan menguras di akhir waktu dateline, selanjutnya lebih banyak lagi meluangkan waktu untuk mengistirahatkan badan dengan contoh, tidur yang cukup, banyak melakukan hal-hal yang kita sukai, serta mengisi waktu senggang dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat agar hidup kita juga lebih bermanfaat bagi orang lain. Selalu lakukan hal-hal positif , hindari stress dan jaga pola makan kita untuk mencegah gastritis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun