Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri bagi saya adalah lebih dari sekadar memenuhi kewajiban akademik. Program ini merupakan sebuah perjalanan transformasi diri yang menantang sekaligus membuka mata. Sebagai seorang introvert yang biasanya nyaman dengan suasana tenang dan interaksi terbatas, KKN Mandiri yang saya jalani di Desa Rejo Sari, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, memaksa saya keluar dari zona nyaman tersebut dan berani menghadapi dunia sosial yang selama ini saya hindari.
Salah satu keistimewaan KKN Mandiri tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah kebebasan bagi mahasiswa untuk menentukan lokasi KKN berdasarkan domisili atau alamat KTP. Hal ini disampaikan oleh Mukhlis Ahmad. Teknis Pelaksanaan Kukerta Mandiri Tahun 2025 LPPM UIN STS Jambi pada DIKLAT KKN Mandiri.
Saya memilih untuk melaksanakan KKN di desa saya sendiri, Desa Rejo Sari, sebuah keputusan yang awalnya saya kira akan membuat kegiatan ini terasa lebih mudah. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Saya harus berhadapan dengan berbagai tuntutan sosial dan tanggung jawab baru yang menguji batas kemampuan saya sebagai seorang introvert.
Selama 45 hari pelaksanaan KKN, mulai 7 Juli hingga 20 Agustus 2025, saya berkegiatan di beberapa tempat di desa, seperti kantor desa, Sekolah Dasar Negeri 133/VI Rejo Sari, Madrasah Takmiliyah Tarbiyatul Islamiah, dan PAUD Mawar Sari. Saya ikut serta dalam program pemberdayaan di bidang sosial, kesehatan, dan pendidikan yang membutuhkan keterlibatan aktif saya dalam berbagai aktivitas.
Salah satu kegiatan yang paling menantang dan mengubah cara pandang saya terhadap interaksi sosial adalah saat saya membantu proses kegiatan Posyandu. Saya ikut membagikan pemberian makanan tambahan pada balita dan ibu hamil, mendata, menimbang, serta mengukur tinggi badan peserta yang terdiri dari bayi, balita hingga lansia. Aktivitas ini menuntut saya berinteraksi langsung dengan banyak orang dari berbagai usia dan latar belakang, sesuatu yang memaksa saya keluar dari kebiasaan introvert yang lebih suka diam dan mengamati.
Saya membantu pada kegiatan Rembug Stunting di desa Rejo Sari dari persiapan hingga proses pelaksanaan. Pada kegiatan kali ini, membahas dan mengevaluasi program pencegahan stunting yang telah dilaksanakan di desa Rejo Sari, mulai dari peran orang tua, masyarakat sekitar, proses kebutuhan fisik dan mental calon anak, hingga pencegahan dimulai sejak dini dari calon orang tua.