Keberhasilan Pegadaian Digital menarik minat perempuan seperti Mbak Ima tidak lepas dari beberapa faktor penting:
Emas Sudah Familiar
Dalam budaya kita, emas bukan hal asing. Dari mas kawin, warisan, sampai simbol kemakmuran, emas sudah lama dipercaya sebagai penyimpan nilai. "Emas itu aman, harganya pasti naik," kata Mbak Ima.
Sesuai Prinsip Syariah
Bagi masyarakat muslim yang religius, transaksi emas di Pegadaian juga sesuai aturan syariah, sehingga lebih mudah diterima.
Kantor Cabang Nyata
Walau transaksinya digital, keberadaan kantor cabang di seluruh Indonesia membuat nasabah merasa lebih tenang. Ada tempat untuk bertanya atau menyelesaikan masalah jika sewaktu-waktu diperlukan.
Gabungan faktor-faktor inilah yang membuat tabungan emas digital lebih mudah diterima: produknya familiar, lembaganya dipercaya, teknologinya sederhana, dan keamanannya dijamin.
Dari Ragu ke Yakin
Setelah berhasil melakukan transaksi pertama dan melihat 0,0072 gram emas muncul di aplikasinya, Mbak Ima terlihat puas.
"Ternyata gampang ya. Aku kira ribet seperti buka rekening bank," katanya sambil tersenyum lega.
Momen sederhana itu menunjukkan bahwa ia tidak hanya memahami konsep investasi emas digital secara teori, tapi sudah merasakannya langsung. Dari proses daftar sampai beli emas, semua bisa ia jalani dengan mudah.
Yang paling penting, kini Mbak Ima sadar bahwa investasi bukan hanya milik orang kaya. Siapa pun bisa memulai, bahkan dengan nominal sekecil Rp10.000--Rp20.000.
Penutup: Dari Pasar ke Tabungan Emas
Dari pasar ikan Dadapsari di Semarang Utara, seorang ibu muda memulai perjalanan barunya. Hanya dengan Rp15.000, Mbak Ima sudah melangkah ke dunia investasi yang dulu dianggap hanya untuk orang kaya.
Literasi keuangan perempuan ternyata tidak harus dimulai dari kelas, seminar, atau teori rumit. Bisa dimulai dari obrolan santai, dari langkah kecil, dari keberanian mencoba.