Mohon tunggu...
E. Niama
E. Niama Mohon Tunggu... Psikologi dan Pendidikan | Tentor Akademik | Penulis Lepas | Pengamat Kehidupan dan Pendengar Cerita | Serta Seorang Intuitive Thinker

Pengamat kehidupan yang percaya pada kekuatan kata. Sebagai lulusan Psikologi dan tentor akademik, saya terbiasa membaca dinamika manusia dari berbagai sisi. Menulis bagi saya adalah ruang kontemplasi sekaligus cara berbagi makna.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kisah Mbak Ima, Penjual Ikan Belajar Literasi Keuangan Lewat Tabungan Emas Pegadaian

29 September 2025   08:49 Diperbarui: 29 September 2025   08:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah nyata literasi keuangan perempuan lewat Tabungan Emas Pegadaian.  Sumber : Dok Pribadi Edited By Canva AI

Ketika saya cerita ke Mbak Ima tentang tabungan emas digital di Pegadaian, ia sempat ragu. "Masa sih bisa mulai dari sepuluh ribu? Jangan-jangan bohong?" tanyanya.

Awalnya, Mbak Ima masih ragu. Ia sempat berucap, "Ah, masak beneran? Jangan-jangan nanti uangnya ditilep. Kan sering ada berita pejabat korupsi, nanti jangan-jangan uangnya entah kemana atau emasnya palsu?"
Saya paham keraguannya, karena banyak masyarakat seperti Mbak Ima memang kehilangan rasa percaya pada institusi akibat maraknya kasus korupsi.

Di titik ini, saya teringat dengan apa yang sudah saya tulis sebelumnya: Pegadaian punya komitmen kuat terhadap transparansi. Saya buka langsung website resminya di ponsel, menunjukkan data yang selalu diperbarui tiap bulan mulai dari jumlah aset, nasabah, sampai jaringan cabang. Semuanya terbuka dan bisa diakses publik. Saya juga tunjukkan tabungan emas digital saya sendiri, lengkap dengan riwayat pembelian kecil-kecilan dari Rp15.000 hingga Rp20.000.

Dari situ, keraguan Mbak Ima perlahan mencair. Ia mulai percaya bahwa Pegadaian memang berbeda, bukan hanya bicara bisnis, tapi juga menjaga kepercayaan publik lewat keterbukaan data. Transparansi inilah yang akhirnya membuat Mbak Ima berani mencoba, memulai investasi emas pertamanya sebesar Rp15.000.

Ketika di layar HP muncul tulisan "0,0072 gram emas", matanya langsung berbinar. "Wah beneran toh! Jadi segini nilainya emasnya?" katanya sumringah.

Saya pun tertawa kecil. "Iya, meskipun sedikit, tapi ini langkah pertama. Kalau rutin, lama-lama jadi besar."

Mbak Ima saat melihat aplikasi Pegadaian Digital milik saya, contoh nyata kemudahan menabung emas secara praktis.. Sumber: Dokumen Pribadi
Mbak Ima saat melihat aplikasi Pegadaian Digital milik saya, contoh nyata kemudahan menabung emas secara praktis.. Sumber: Dokumen Pribadi

Micro-Investment: Kecil Tapi Berkelanjutan

Pengalaman Mbak Ima adalah contoh nyata dari micro-investment atau investasi dalam jumlah kecil namun dilakukan rutin.

Bayangkan: jika setiap minggu ia menyisihkan Rp10 ribu, maka dalam sebulan terkumpul Rp40 ribu. Dalam setahun jumlahnya mencapai Rp480 ribu, setara hampir setengah gram emas. Jika kebiasaan ini terus dijaga, dalam lima tahun ia bisa memiliki emas bernilai beberapa gram, apalagi ditambah dengan kenaikan harga emas yang cenderung stabil naik tiap tahun.

Secara psikologis, menyisihkan jumlah kecil terasa ringan dan tidak memberatkan. Tidak seperti cicilan pinjaman yang menuntut setoran rutin, Tabungan Emas Digital memberi fleksibilitas penuh: jika ada uang lebih bisa disetorkan, jika tidak ada ya tidak masalah.

Solusi: Pegadaian Digital sebagai Pintu Masuk Investasi

Pengalaman Mbak Ima menunjukkan bahwa Pegadaian Digital bisa menjadi solusi tepat bagi perempuan Indonesia. Ada beberapa alasan utama kenapa layanan ini cocok:

1. Akses Mudah dan Terjangkau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun