Mohon tunggu...
Nur Afifah
Nur Afifah Mohon Tunggu... Uniersitas Negeri Malang

mahasiswa yang suka berkreasi lewat kata kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tebar Benih Ikan, Mahasiswa UM Dukung Pengembangan Wisata Embung Desa Malangsuko

30 Juli 2025   22:30 Diperbarui: 30 Juli 2025   20:44 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mahasiswa KKN UM Di depan Embung Desa Malangsuko (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Malang, 20 Juni 2025 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan kontribusi nyatanya dalam mendukung pembangunan berbasis potensi lokal. Melalui kegiatan bertajuk "Tebar Benih Ikan pada Embung Desa Malangsuko", para mahasiswa KKN menggandeng warga dan perangkat desa untuk menghidupkan kembali fungsi embung sebagai ekosistem perairan sekaligus daya tarik wisata lingkungan yang potensial.

Embung Desa Malangsuko, yang selama ini berfungsi sebagai penampung air, mulai digagas sebagai ruang terbuka hijau yang produktif dan edukatif. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut melibatkan serangkaian tahapan, mulai dari survei lokasi, koordinasi intensif dengan kepala desa dan perangkatnya, pemberian edukasi singkat kepada warga, hingga kegiatan utama berupa pelepasan benih ikan air tawar secara simbolis dan gotong royong.

Ketua pelaksana program, Nur Afifah, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi merupakan bentuk intervensi lingkungan kecil yang memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat. "Dengan menebar benih ikan, kita tidak hanya memperindah tampilan embung, tetapi juga memulai siklus kehidupan baru yang membawa manfaat ekologis, edukatif, dan ekonomi," ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa UM menebar jenis ikan yang mudah beradaptasi di perairan terbuka seperti ikan mujair dan nila. Pemilihan jenis ikan ini mempertimbangkan pertumbuhan yang cepat, daya tarik visual, serta nilai konsumsi yang tinggi. Proses pembelian benih ikan pun dilakukan melalui peternak lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi masyarakat sekitar.

Sebelum pelaksanaan, mahasiswa juga mengadakan sosialisasi dan edukasi singkat kepada warga sekitar embung. Tujuannya adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem embung, manfaat jangka panjang dari penebaran ikan, dan ajakan untuk bersama-sama menjaga habitat ikan. "Kami tidak ingin kegiatan ini berhenti di pelepasan ikan saja. Maka dari itu, edukasi menjadi kunci agar warga ikut merasa memiliki dan menjaga," tambah Afifah.

Kegiatan tebar benih ikan ini disambut antusias oleh warga, terutama dari kalangan pemuda dan tokoh masyarakat. Warga turut serta dalam proses pelepasan benih ikan dan menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi. Meski sempat diguyur hujan ringan pada hari pelaksanaan, kegiatan tetap berjalan lancar dengan sejumlah penyesuaian teknis.

Namun, kegiatan ini tidak luput dari tantangan. Terbatasnya dana menyebabkan jumlah benih ikan yang ditebar belum maksimal dibanding luas embung yang cukup besar. Selain itu, belum adanya sistem pengawasan jangka panjang menjadi perhatian agar program tidak berhenti hanya sebagai kegiatan sesaat.

Sebagai solusi, tim KKN merekomendasikan pembentukan kelompok pengelola embung atau satuan tugas kecil di tingkat desa. Kelompok ini diharapkan dapat melakukan pemantauan populasi ikan, menjaga kelestarian embung, serta menyusun rencana pengembangan lanjutan berbasis partisipasi warga.

Program ini juga menghasilkan dokumentasi kegiatan berupa foto dan video yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan publikasi, promosi wisata, hingga referensi kegiatan serupa di masa mendatang. Mahasiswa UM berharap, kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan sekaligus menjadikan embung sebagai aset desa yang hidup, indah, dan bermanfaat.

Ke depan, potensi embung Desa Malangsuko dinilai sangat besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata lokal berbasis edukasi dan lingkungan. Dengan dukungan pemerintah desa dan partisipasi masyarakat, embung ini tidak hanya menjadi sumber air, tetapi juga sumber inspirasi dan ekonomi bagi warga desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun