Mohon tunggu...
Nur Alam Ali
Nur Alam Ali Mohon Tunggu... Editor - Literasi atau Mati Informasi

Hiduplah seperti orang hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sajak Cinta Anak Surau - Part 3

27 Maret 2020   22:16 Diperbarui: 29 November 2020   07:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :www.santriyai.com

Musik Itu Haram

Hari pertama latihan untuk acara Khotmil Qur'an semua berjalan dengan baik meski dalam hati Hery merasa tidak puas dengan penampilan mereka. Karena Hery tahu betul bahwa suara para santri itu banyak yang sumbang tapi terkesan dipaksakan untuk tampil di acara itu. Akhirnya Hery dan Santi menemui salah satu panitia dari acara tersebut.

Hery : Kang Wandi, suara mereka banyak yang sumbang  kenapa di paksakan untuk tampil.

Kang Wandi : gimana lagi, masa kita tidak menampilkan apa-apa?

Hery : Kang, bagaimana kalo saya mengiringi santri membacakan puisi pake gitar,

Kang Wandi : Ide bagus, tapi siapa yang akan bacakan puisi?

Hery : udah itu biar saya yang atur.


Silviani Dewi, yang pendiam ternyata jago banget baca puisinya dari penghayatan  dan intonasinya mampu membuat orang yang mendengarkan pada merinding apa lagi di iring permainan gitar dari Hery.

Hery sangat semangat untuk tampil di acara Khotmil Qur'an apalagi Santi selalu menemaninya saat latihan membaca puisi bersama Dewi dan para santri lainnya. tapi ada hal yang tidak diinginkan saat latihan H-2 tiba-tiba terdengar pertengkaran hebat antara Kang Arifin dan Kang Wandi .

Kang Arifin : saya minta penampilan mereka dibatalkan saja!!!

Kang Wandi : Alasannya apa ?

Kang Arifin : Musik itu haram apa lagi bermain gitar.

Kang Wandi : Haram dari mananya coba?!  ya udah kita tidak usah ribut kita nanti tanyakan saja sama Abah.


Kang  Arifin pun mendatangi Hery sambil berkata :

" Maaf, bukannya saya tidak suka dengan kamu, tapi kamu perlu tahu bermain musik itu haram, jadi saya minta pengertian kamu dan temen-teman."

Akhirnya semua santri disuruh kumpul dari yang  junior sampai yang senior untuk mendengarkan Fatwa dari Abah Cholik tentang musik. Hery hanya bisa diam karena dia merasa semua masalah ini gara-gara dia. Wajah para santri pun kelihatan panik karena ini pertama kalinya semua santri disuruh kumpul untuk mendengarkan Fatwa  Abah.

"Gitar itu hampir tidak ada bedanya dengan pisau, jika digunakan untuk memotong bawang itu bagus tapi kalo untuk membunuh orang itu yang dilarang, tapi bukan berarti pisau itu Haram."

Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu pun tiba yang itu Penampilan Pembacaan puisi oleh Dewi dan Hery semua orang terdiam saat mendengarkan lantunan puisi yang sangat apik di bawakan oleh mereka berdua. Tepuk tangan pun terdengar sangat meriah sekali saat mereka selesai membacakan puisi.

Bersambung..........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun