Mohon tunggu...
Nur Alam Ali
Nur Alam Ali Mohon Tunggu... Editor - Literasi atau Mati Informasi

Hiduplah seperti orang hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sajak Cinta Anak Surau - Part 2

26 Maret 2020   02:56 Diperbarui: 29 November 2020   06:57 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.santriyai.com/

 

Si Pemalas

Azan Magrib mulai berkumandang cahaya jingga mulai berlenggak-lenggok di antara dedaunan yang tertiup oleh angin. Hery langsung bergegas ke Masjid untuk menunaikan sholat Magrib, setiap langkah menuju Masjid pikiran dia sudah menuju pada gadis yang cantik jelita siapa lagi kalau bukan Santi, rasanya sudah tak sabar ingin melihat wajah Santi yang begitu cantik dan menawan hati.

Hery sebenarnya adalah orang yang sangat pemalas untuk mengaji apalagi dia sedikit kesulitan saat membaca Al Qur'an sehingga semakin membuat dia yakin untuk tidak mengaji. bagi dia mengaji itu sesuatu yang sangat membosankan apalagi dia sudah tujuh hari surat Al Fatihah tidak lulus-lulus. jadi lengkaplah sudah alasan di untuk tidak suka mengaji, 

dalam hati Hery selalu menjerit Oh Tuhan kenapa kau tidak ciptakan hari itu menjadi hari jum'at semua, sehingga aku bisa bertemu dia tanpa harus mengaji dulu.  

Tapi itu dulu sekarang Hery itu menjadi santri yang paling rajin mengaji, karena dia tahu kalo berangkat kemalaman nanti tidak bisa berangkat bersama pujaan hatinya, maklum tempat dia mengaji memang lumayan jauh makanya kalo mau berangkat harus pake sepeda dan berboncengan kalo yang cowok pasti yang mengemudi dan yang cewek yang membonceng, Hery tidak mau melepaskan kesempatan berduaan dengan santi hanya karena terlambat berangkat mengaji.

pesona Santi memang sungguh sangat luar bisa senyumannya mampu membuat Hery si pemalas menjadi santri yang sangat rajin meski kita tahu niat dia mengaji bukan karena Allah melainkan karena gadis pujaan hatinya.

Setelah selesai Sholat Magrib Hery langsung bergegas ayunkan pedal sepedanya menuju pemberhentian pertama titik kumpul sebelum berangkat ngaji bersama teman-temanya, dari kejauhan sudah terlihat wajah pujaan hatinya, jantung Hery tiba-tiba berdetak dengan irama yang tidak stabil keringat bercucuran karena dia masih grogi saja saat bertemu dengan pujaan hatinya. 

semua orang sudah berkumpul saatnya untuk berangkat mengaji, seperti biasa Hery selalu memboncengkan Santi. Sambil mengayunkan pedal sepedanya Hery ngobrol ringan tapi begitu renyah terdengar di telinga.

Hery : Kamu tahu tidak kenapa aku tidak suka dengan polisi

Santi : Ga tahu

Hery : Karena aku takut polisi menangkap aku karena ketahuan mencuri hatimu.

Santi : HMMMMM (tersipu malu)


Bersambung..........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun