Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru (Bukan) Beban Negara

19 Agustus 2025   23:19 Diperbarui: 19 Agustus 2025   23:19 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sekolah khusus saat mengajar murid dengan hambatan pendengaran (Sumber: dok. Pribadi/Nuning Sapta Rahayu)

Dari tangan para guru lahirlah dokter, insinyur, wirausahawan, birokrat, bahkan pemimpin negara. 

Guru adalah pintu pertama yang membuka jalan pengetahuan, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai moral. Tanpa guru, mustahil sebuah bangsa mencetak sumber daya manusia unggul.

Realita Lapangan: Guru dan Pengorbanannya

Namun di balik filosofi luhur itu, keseharian guru di lapangan jauh dari kata ideal. Tidak sedikit guru honorer yang sudah mengabdi belasan tahun dengan gaji jauh di bawah upah minimum. 

Ada yang hanya menerima beberapa ratus ribu rupiah per bulan, jumlah yang bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar.

Keterbatasan fasilitas membuat banyak guru harus mengeluarkan dana pribadi. Dari membeli spidol, kertas fotokopi, hingga membiayai kuota internet saat pembelajaran jarak jauh. 

Bahkan ada guru di pelosok yang rela menempuh perjalanan jauh setiap hari, atau memilih tinggal di sekolah sederhana demi memastikan murid tetap bisa belajar.

Semua pengorbanan itu dilakukan bukan karena guru tidak tahu menuntut hak, melainkan karena mereka memahami bahwa anak-anak adalah prioritas. Di sinilah terlihat jelas: guru bukan beban, melainkan tulang punggung peradaban.

Paradoks Anggaran Pendidikan

Dalam APBN 2025, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp724,3 triliun untuk sektor pendidikan, setara 20 persen dari total belanja negara. Angka ini menunjukkan komitmen yang besar. 

Tetapi di sisi lain, realitas di lapangan masih menunjukkan kesenjangan. Guru honorer masih banyak yang belum sejahtera, dan berbagai kebijakan terkait kesejahteraan guru sering kali berjalan lambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun