Di ranah pemberantasan korupsi, Transparency International menempatkan Indonesia pada skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2024 sebesar 37/100, naik sedikit dari skor 34 pada 2023, dan berada di peringkat ke-99 dari 180 negara.
Meski ada peningkatan, para pakar menilai perbaikan ini belum cukup signifikan, karena korupsi masih menjadi penyakit kronis yang melemahkan sendi bangsa.
Sementara itu, di sektor pendidikan, hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menempatkan Indonesia pada posisi yang masih jauh dari rata-rata global: matematika 366 (rata-rata 472), literasi 359 (rata-rata 476), dan sains 383 (rata-rata 485). Lebih dari itu, 82% siswa Indonesia belum mencapai level 2 dalam matematika, 75% di literasi, dan 66% di sains.
Data ini menjadi peringatan keras bahwa kualitas pendidikan, fondasi utama kemerdekaan sejati, masih perlu diperjuangkan.
PR Besar Menuju Kemerdekaan Sejati
Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, melainkan juga bebas dari kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Beberapa hal mendesak yang harus menjadi fokus bangsa ke depan:
- Pemerataan pembangunan, agar warga desa merasakan manfaat yang sama seperti warga kota.
- Peningkatan kualitas SDM, dengan pendidikan dan pelatihan yang merata.
- Pemberantasan korupsi, yang masih menjadi penyakit kronis bangsa.
- Keberlanjutan lingkungan, agar Indonesia tetap hijau dan lestari untuk generasi berikutnya.
“Generasi muda harus memaknai kemerdekaan dengan karya nyata. Bukan sekadar ikut lomba 17-an, tapi membangun negeri lewat pendidikan, kreativitas, dan inovasi,” kata Andi Putra, Ketua OSIS salah satu SMA di Tasikmalaya, saat ditemui usai upacara kemerdekaan.
Merdeka Lahir Batin
Hari Kemerdekaan memang pantas dirayakan dengan penuh suka cita. Namun, lebih dari itu, kemerdekaan perlu ditanamkan dalam aksi nyata: bekerja dengan jujur, belajar dengan tekun, serta peduli pada sesama.
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pernah berpesan: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”