Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rezeki Berkah dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam

12 Agustus 2025   05:14 Diperbarui: 12 Agustus 2025   05:14 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meeting (Sumber: freepik)

Di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat, Islam mengajarkan bahwa mencari rezeki bukan sekadar mengejar materi, melainkan juga meraih keberkahan. 

Etos kerja yang berlandaskan nilai-nilai islami menuntun umat Muslim untuk bekerja dengan jujur, amanah, disiplin, dan penuh rasa syukur. Bukan hanya demi penghasilan yang halal, tetapi juga demi membangun kehidupan yang diridhai Allah.

Bagi umat Islam, rezeki tidak selalu berbentuk uang atau harta yang berlimpah. Rezeki juga dapat hadir dalam wujud kesehatan, keluarga yang harmonis, ketenangan hati, hingga kesempatan berbuat kebaikan. 

Islam memandang bahwa keberkahan dalam rezeki jauh lebih berharga dibanding sekadar jumlah yang besar. Sebab, harta yang sedikit namun berkah akan membawa kebahagiaan dan ketenteraman, sementara harta yang banyak tanpa keberkahan justru dapat menjadi sumber masalah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…” (QS. At-Talaq: 2-3)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa ketaatan dan sikap hati yang benar adalah kunci utama dalam menjemput rezeki yang halal dan penuh berkah.

Prinsip Etos Kerja Islami

Dalam perspektif Islam, bekerja bukan hanya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga bentuk ibadah. Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun