Sebuah acara yang semula dimaksudkan sebagai bentuk syukur dan hiburan bagi masyarakat, berubah menjadi duka mendalam.
Tiga orang dilaporkan meninggal dunia; terdiri dari seorang gadis remaja, seorang nenek, dan seorang anggota polisi muda, akibat kericuhan saat pembagian makanan dalam acara bertajuk “pesta rakyat” di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian pernikahan anak Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, dengan Putri Karlina, Wakil Bupati Garut. Tragedi ini memunculkan refleksi serius tentang manajemen acara publik, relasi sosial antara elite dan rakyat, serta bagaimana niat baik tak selalu berakhir baik bila tidak dibarengi kehati-hatian.
Kronologi Kejadian: Dari Antrean ke Kericuhan
Acara yang digelar di pelataran area terbuka tersebut bertujuan memberikan hiburan dan hidangan gratis bagi masyarakat.
Sajian kuliner khas Jawa Barat menjadi daya tarik utama bagi warga yang datang berbondong-bondong. Namun, padatnya massa dan sistem pembagian makanan yang tidak terorganisir dengan baik menyebabkan penumpukan warga di satu titik.
Menurut laporan media dan saksi mata, warga saling dorong dan berebut makanan, sehingga menyebabkan beberapa orang terinjak-injak. Situasi tak terkendali itu menyebabkan tiga korban kehilangan nyawa. Salah satu korban adalah anggota kepolisian yang bertugas menjaga keamanan di lokasi.
Tim medis telah dikerahkan ke tempat kejadian, namun sayangnya upaya penyelamatan tidak berhasil bagi sebagian korban.
Pernyataan dan Klarifikasi dari Pihak Terkait
Menanggapi kejadian tersebut, Kang Dedi Mulyadi menyampaikan tiga poin penting melalui keterangan resminya: pertama, menyampaikan doa dan belasungkawa kepada keluarga korban; kedua, menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas peristiwa tersebut; dan ketiga, berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.