Saya juga pernah terjebak dalam siklus utang karena merasa harus selalu “siap” memenuhi permintaan orang tua dan anak sekaligus. Namun kini, saya mulai menata ulang cara pandang: menjadi anak berbakti tak harus mengorbankan masa tua sendiri.
Saya memulai dari hal kecil: mencatat pengeluaran harian, mengurangi jajan impulsif, dan belajar investasi. Pensiun bukan lagi sekadar harapan samar, tapi target yang saya perjuangkan setapak demi setapak.
Harus Terus Jalan, Demi Masa Depan
Menjadi generasi sandwich memang tidak mudah, namun bukan berarti tak mungkin menggapai masa pensiun yang bermartabat.
Langkah pertama adalah menyadari posisi, lalu menyusun strategi. Tak perlu besar, tapi harus konsisten.
Karena kita berjuang hari ini bukan hanya untuk bertahan, tapi juga untuk tetap punya pilihan di masa depan.
Jadi, bagi kamu sesama generasi sandwich, yuk mulai pikirkan: kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI