Meski kondisi terasa pelik, pensiun tetap bisa menjadi kenyataan; asal disusun dengan perencanaan dan strategi yang matang. Menurut Rista Pratiwi, seorang perencana keuangan bersertifikat, kunci utama bagi generasi sandwich adalah disiplin alokasi keuangan jangka panjang.
"Banyak yang merasa belum cukup uang untuk menabung pensiun. Padahal, menabung tak selalu harus besar, tapi harus konsisten dan dimulai sedini mungkin," ujarnya.
Dalam praktiknya, mulai dari menyisihkan 10% pendapatan per bulan untuk dana pensiun, memanfaatkan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), hingga berinvestasi di emas atau reksa dana bisa menjadi langkah nyata.
Strategi Bertahan dan Menyusun Masa Depan
1. Tetapkan prioritas keuangan secara sadar. Pisahkan antara ‘kewajiban moral’ dan ‘kemampuan aktual’. Tidak semua permintaan keluarga harus dipenuhi jika mengorbankan masa depan sendiri.
2. Siapkan dana darurat. Dana ini wajib ada, minimal 6 bulan pengeluaran, agar tidak selalu mengandalkan utang saat krisis datang.
3. Literasi keuangan adalah bekal hidup.
Pelajari investasi, proteksi asuransi jiwa dan kesehatan, serta alokasi pensiun. Jangan menunda karena merasa masih muda.
4. Libatkan anggota keluarga. Jangan ragu berdiskusi dengan pasangan, anak, dan bahkan orang tua tentang kondisi keuangan yang realistis. Transparansi bukan berarti durhaka, tapi bagian dari tanggung jawab bersama.
Refleksi Personal: Saya Juga Generasi Sandwich
Saya menulis artikel ini bukan sebagai pengamat dari luar pagar, tapi sebagai pelaku langsung.
Sebagai guru sekaligus ibu tiga anak, saya menjadi tulang punggung. Membagi waktu dan tenaga antara mendampingi ayah saya yang sakit-sakitan, serta memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak yang terus naik tiap tahun.