Di tengah derasnya arus digital dan gaya hidup instan, mengajak anak mencintai alam sejak dini bukan hanya penting; tapi mendesak.Â
Dari kebiasaan kecil di rumah hingga tadabur alam di hamparan ciptaan-Nya, anak-anak bisa tumbuh menjadi penjaga bumi yang penuh rasa syukur dan kepedulian.
Cinta Alam: Bekal Karakter dan Harapan Masa Depan
Isu lingkungan hidup bukan lagi milik aktivis atau ilmuwan saja. Ini menjadi urusan setiap keluarga.Â
Mengajarkan cinta alam sejak dini adalah investasi karakter yang tak ternilai. Anak-anak yang terbiasa menyiram tanaman, memilah sampah, dan menghargai ciptaan Tuhan sejak kecil, kelak tumbuh dengan nilai tanggung jawab, empati, dan kesadaran ekologis yang kuat.
Tak hanya menyelamatkan lingkungan, pendidikan cinta alam juga memperkaya jiwa. Di balik dedaunan, semilir angin, dan tanah yang basah, ada ruang refleksi yang dalam.Â
Di sanalah anak-anak belajar bersyukur, mengenal kebesaran Pencipta, dan merasakan keajaiban hidup yang sering terlupakan dalam hiruk-pikuk kota.
Dari Hal Kecil yang Menjadi Kebiasaan
Di rumah, kami membiasakan anak-anak untuk:
- belajar menanam aneka pohon dan rempah di halaman
- menyiram tanaman setiap pagi,
- memilah sampah organik untuk kompos,
- menggunakan air bekas cucian beras untuk menyiram bunga,
- dan tidak membuang sampah sembarangan.