“Down Syndrome bukan akhir, tapi awal untuk melihat pendidikan secara lebih manusiawi. Jangan lihat kekurangannya, lihatlah potensinya.”
Kutipan itu selalu saya ingat setiap kali masuk kelas. Anak-anak ini memang tidak bisa dipaksa mengikuti jalur yang sama dengan anak lain, tapi mereka punya jalur istimewa yang tak kalah berharga.
Jadi, Mari Melihat dengan Hati!
Menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus bukanlah tugas mudah. Tapi ini adalah kehormatan yang memperkaya hati dan cara pandang saya sebagai pendidik dan manusia.
Saya belajar untuk lebih sabar, lebih mendengar, dan lebih bersyukur.
Mereka bukan hanya “anak berkebutuhan khusus”, mereka adalah guru kehidupan dalam wujud mungil. Di balik kromosom tambahannya, mereka membawa cahaya yang mengingatkan kita akan makna cinta tanpa syarat.
Kini, setiap kali saya melihat mereka tersenyum, saya yakin: ternyata mereka bisa! Dan kita sebagai masyarakat juga pasti bisa: bisa memahami, menerima, dan memberi ruang bagi mereka untuk tumbuh dengan martabat dan cinta. Asal kita mau membuka mata, dan terlebih lagi, membuka hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI