Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Kelewat Nakal, Solusinya Barak Militer? Lalu Bagaimana dengan Anak Tunalaras?

10 Mei 2025   17:05 Diperbarui: 10 Mei 2025   16:12 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan Militer (Sumber: freepik/DCStudio)

Ketika anak dianggap kelewat nakal—melawan guru, merusak fasilitas, bahkan membahayakan temannya—beberapa pihak mulai melirik solusi instan: pendidikan ala barak militer

Pendekatan ini dinilai mampu membentuk disiplin dan "menghajar" kenakalan yang dianggap kebablasan. Namun, di balik wacana keras tersebut, muncul pertanyaan yang jauh lebih mendalam: bagaimana dengan anak-anak Tunalaras?

Mereka yang mengalami gangguan emosi dan perilaku, kerap kali bukan karena keinginan nakal, melainkan akibat trauma, pengabaian, atau kekerasan masa lalu?

Fenomena ‘Sekolah Barak’ untuk Anak Bermasalah

Belakangan ini, media sosial dan beberapa tokoh publik menggulirkan ide “barak militer” sebagai tempat pendidikan alternatif bagi anak-anak yang dianggap tak mampu dikendalikan oleh sekolah umum. 

Wacana ini merespons keresahan guru dan orang tua yang merasa kewalahan menghadapi anak-anak dengan perilaku ekstrem.

Di beberapa kota, bahkan mulai dibuka kelas-kelas semi-militer dengan seragam, aba-aba, dan pendekatan fisik yang mengedepankan disiplin ala militer. Namun benarkah ini solusi?

Anak Tunalaras: Di Antara Label ‘Nakal’ dan Luka yang Tak Terlihat

Anak-anak dengan kebutuhan khusus jenis Tunalaras (Tuna Laras) kerap kali terjebak dalam stigma. Perilaku mereka yang impulsif, agresif, atau menarik diri sering dianggap sebagai kenakalan. 

Padahal, sebagian besar dari mereka menyimpan luka batin akibat kekerasan, penelantaran, atau gangguan psikososial lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun