Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Semakin Dilarang Semakin Menjadi? Ini Solusinya!

29 April 2025   22:00 Diperbarui: 29 April 2025   17:43 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Berikan Pilihan

Anak suka merasa punya kendali. Daripada memerintah, tawarkan pilihan: “Kamu mau sikat gigi dulu atau ganti baju dulu?”

6. Konsisten dan Jadi Teladan

Anak lebih mendengar apa yang kita lakukan dibandingkan apa yang kita ucapkan. Jadi, pastikan kita juga mencontohkan perilaku baik secara konsisten.

Ilustrasi Nyata: Kasus "Gadget Time"

Rina, ibu dua anak, dulu kerap melarang anaknya main HP dengan nada tinggi. Tapi anaknya justru menyembunyikan HP di balik bantal. 

Lalu ia mencoba pendekatan baru: memberi jadwal waktu bermain HP, menjelaskan alasannya, dan memberikan pilihan aktivitas alternatif. Hasilnya? Anak justru lebih kooperatif dan terbuka.

Jadi? Larangan Boleh, Tapi Cara Menyampaikan Lebih Penting

Melarang anak bukan hal yang salah. Tapi cara kita menyampaikan larangan bisa berdampak besar pada hubungan dan respon anak. 

Saat kita memilih untuk berkomunikasi dengan empati, memberi alasan, dan menyediakan alternatif, anak pun lebih mudah memahami batasan. 

Ingat, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup dan setiap langkah kecil menuju komunikasi yang lebih baik adalah investasi besar bagi masa depan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun