Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Semakin Dilarang Semakin Menjadi? Ini Solusinya!

29 April 2025   22:00 Diperbarui: 29 April 2025   17:43 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melarang anak (Sumber: Freepik)

Maka, anak kecil secara alami kesulitan mengontrol impuls. Larangan keras tanpa empati justru membuat mereka bingung atau stres.

Solusi Efektif: Dari Larangan Menjadi Komunikasi Positif

Daripada terus melarang, yuk ubah pendekatan kita. Ini beberapa strategi jitu yang bisa dicoba:

1. Alihkan dengan Aktivitas Positif

Misal anak melompat-lompat di sofa, katakan, “Wah, kamu sedang semangat banget ya! Yuk, kita lompat-lompatan di halaman.”

2. Ubah Kalimat Jadi Positif

Daripada berkata “Jangan lari!”, ubah menjadi “Yuk, jalan pelan-pelan ya biar nggak jatuh.”

3. Berikan Alasan yang Masuk Akal

Anak butuh tahu mengapa. Contoh: “Kalau kamu terus main HP, nanti matanya bisa sakit, lho. Lebih enak main lego atau gambar yuk sebentar.”

4. Validasi Perasaannya

Saat anak menangis karena tak diberi permen, hindari langsung memarahi. Cobalah: “Kamu sedih karena nggak dapat permen, ya? Mama ngerti. Tapi kita simpan untuk besok ya, biar giginya tetap sehat.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun