Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Autisme Bisa Sembuh? Ini Fakta yang Jarang Diungkap!

10 April 2025   11:01 Diperbarui: 10 April 2025   11:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Autism & Visual Support (Sumber: freepik.com)

"Apakah autisme bisa disembuhkan?"

Pertanyaan ini masih menjadi perbincangan hangat, baik di ruang-ruang konsultasi, forum orangtua, hingga kolom komentar media sosial. 

Tak sedikit yang meyakini bahwa dengan terapi tertentu, suplemen khusus, atau metode alternatif, anak dengan autisme bisa “normal” kembali. Namun, benarkah demikian?

Di balik harapan itu, tersembunyi fakta yang jarang diungkap secara terbuka. Autisme bukan sekadar masalah perilaku atau gangguan komunikasi. Ini adalah bagian dari sistem saraf dan perkembangan otak yang membentuk cara seseorang memandang, merasakan, dan berinteraksi dengan dunia. 

Maka, mari kita bedah lebih dalam, bisa kah autisme disembuhkan?

Autisme Bukan Penyakit

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi komunikasi, perilaku, dan interaksi sosial. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), autisme merupakan spektrum, yang artinya setiap individu bisa menunjukkan gejala yang sangat beragam.

Berbeda dengan penyakit fisik seperti flu atau infeksi yang bisa sembuh dengan obat, autisme tidak termasuk dalam kategori penyakit yang dapat “hilang” atau “sembuh” secara medis. Autisme adalah kondisi neurologis yang menetap sepanjang hidup.

Apa Kata Para Ahli?

Menurut penelitian dari National Institute of Mental Health (NIMH), hingga saat ini tidak ditemukan obat yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, terapi perilaku, intervensi dini, dan dukungan yang tepat dapat membantu individu autistik meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, belajar, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dr. Catherine Lord, pakar klinis dan peneliti dalam bidang autisme, menjelaskan bahwa gejala autisme memang dapat berubah seiring waktu, tetapi kondisi dasarnya tidak menghilang. 

“Autisme bukan sesuatu yang bisa disembuhkan. Kita dapat membantu seseorang belajar strategi baru dan berkembang, tetapi inti dari kondisi ini tetap ada,” ungkapnya.

Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Deborah Fein dkk. (2013) menunjukkan bahwa ada sekelompok kecil anak yang awalnya didiagnosis autisme kemudian tidak lagi menunjukkan gejala signifikan di usia dewasa. 

Namun, para peneliti menegaskan bahwa ini bukan berarti mereka “sembuh”, melainkan mereka telah mengembangkan strategi kompensasi luar biasa melalui terapi intensif dan dukungan lingkungan yang sangat kuat.

Mitos dan Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan

Sayangnya, mitos tentang “penyembuhan autisme” masih banyak dipercaya, bahkan dieksploitasi. Berbagai terapi alternatif, diet ekstrem, hingga suplemen ajaib dipasarkan dengan janji bisa menghilangkan autisme. 

Padahal, World Health Organization (WHO) sudah menegaskan pentingnya intervensi berbasis bukti ilmiah dan memperingatkan bahaya dari praktik-praktik yang tidak terbukti secara klinis.

Mitos ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga bisa menambah tekanan bagi orangtua dan anak. Anak dianggap “gagal” jika tidak mengalami kemajuan sesuai harapan. Padahal, ukuran kesuksesan tidak bisa diseragamkan, apalagi dipaksakan.

Yang Dibutuhkan Adalah Dukungan, Bukan Kesembuhan

Anak dengan autisme tidak perlu disembuhkan, mereka perlu dipahami dan didukung. Fokus kita seharusnya bukan pada mengubah siapa mereka, tetapi pada membangun lingkungan yang memungkinkan mereka tumbuh dengan percaya diri dan merasa diterima.

Dr. Stephen Shore, profesor pendidikan khusus sekaligus individu autistik, pernah mengatakan, “Jika kamu telah bertemu satu orang dengan autisme, maka kamu baru bertemu satu orang dengan autisme.” Ini menekankan bahwa setiap individu dalam spektrum memiliki karakteristik unik dan tidak bisa digeneralisasi.

Jadi, Autisme Bisa Sembuh?

Jawabannya: Tidak. Karena autisme bukan penyakit ataupun sesuatu yang harus disembuhkan.

Yang perlu diubah adalah cara pandang kita. Daripada mengejar ‘kesembuhan’ yang semu, mari kita upayakan akses pendidikan yang inklusif, terapi yang manusiawi, serta penerimaan yang tulus. 

Karena pada akhirnya, yang membuat dunia lebih ramah bukanlah keseragaman, tetapi keberagaman yang diterima dengan lapang dada.

Dari Harapan ke Kesadaran

Daripada terus bertanya “kapan anak ini sembuh?”, lebih baik kita bertanya “apa yang bisa saya lakukan untuk mendukung perkembangan anak ini sesuai potensinya?”

Anak autistik bukan tantangan yang harus diatasi, tetapi anugerah yang butuh didampingi dengan sabar, cinta, dan pemahaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun