Sebagian keuntungan saya sisihkan untuk biaya pengobatan anak, dan sebagian lagi saya putar kembali untuk menambah stok barang. Perlahan tapi pasti, semakin banyak pelanggan yang berminat dan usaha kecil ini menjadi penyelamat ekonomi keluarga saya.
Sedikit demi sedikit uang saya kumpulkan juga agar bisa menebus kembali perhiasan saya tersebut dari pegadaian. Allah maha baik, semua berjalan lancar sesuai doa dan harapan saya.
Dari Gadai ke Omzet, dari Kesulitan ke Keberkahan
Seiring waktu, usaha ini bukan hanya membantu saya, tetapi juga membuka peluang bagi ibu-ibu rumah tangga di kampung.Â
Awalnya saya berniat berbagi rejeki. Tapi ada curhatan ibu ibu di kampung yang meminta pekerjaan pada saya.
Banyak dari para ibu rumah tangga di kampung yang tak ada kegiatan selain mengurus rumah. Mereka bercerita ingin mendapatkan penghasilan tambahan di tengah perekonomian yang semakin sulit, tetapi mereka tidak memiliki modal atau kesempatan bekerja.
"Pekerjaan?" Saya memutar otak bagaimana caranya dapat membantu dan saya terinspirasi dari kisah Rasulullah dalam membantu pemuda Anshor. Saya ingin sekali bisa membantu.
Saya pun mulai berbagi dengan cara memberikan barang dagangan kepada mereka untuk dijual kembali. Mereka bisa menjual sembako dan pakaian ke tetangga sekitar, lalu menyetorkan hasilnya setiap minggu sesuai kemampuan mereka.
Saya tidak mengambil banyak keuntungan dari sistem ini, tetapi kebahagiaan yang saya rasakan jauh lebih besar. Melihat orang lain terbantu, bisa memiliki penghasilan sendiri, dan tetap menjalankan kehidupan dengan lebih baik adalah kepuasan yang tak ternilai.
Lebih dari itu, saya merasa bersyukur karena pada akhirnya, saya bisa menebus kembali perhiasan yang saya gadaikan. Tidak hanya mendapatkan kembali aset berharga, tetapi juga membangun usaha yang memberi manfaat bagi banyak orang.
Pegadaian, Sahabat Finansial yang Membantu Masyarakat