Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

THR, Tunjangan atau 'Tekanan Hari Raya'? Fenomena Premanisme Bermodus Lebaran

20 Maret 2025   08:00 Diperbarui: 20 Maret 2025   13:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Meminta Uang (Sumber: freepik.com)

Adanya legitimasi dari beberapa pihak. Beberapa ormas atau kelompok tertentu menggunakan dalih “kearifan lokal” untuk meminta sumbangan. Padahal, jika dilakukan dengan unsur pemaksaan atau ancaman, ini sudah termasuk pemerasan.

  • Minimnya kesadaran korban untuk melawan. Banyak pengusaha memilih membayar daripada berurusan lebih lanjut, dengan anggapan “daripada ribut” atau “anggap saja sedekah”.

  • Ketimpangan ekonomi dan pengangguran. Premanisme tumbuh subur di tengah ketidakstabilan ekonomi. Ketika lapangan pekerjaan terbatas, jalan pintas seperti meminta “jatah” dianggap sebagai sumber penghasilan instan.

  • Bisakah Pemerintah Menghentikan Premanisme THR?

    Pemerintah, baik daerah maupun pusat, harus bertindak lebih serius untuk menghentikan praktik ini. Berikut beberapa solusi yang dapat diimplementasikan:

    1. Penegakan hukum yang tegas. Aparat harus bertindak proaktif, bukan hanya menunggu laporan. Jika ada kelompok yang meminta "jatah THR" dengan ancaman, harus segera ditindak dengan pasal pemerasan.

    2. Transparansi dan pengawasan terhadap ormas. Pemerintah perlu mengawasi organisasi kemasyarakatan yang sering terlibat dalam penggalangan dana musiman. Jika terbukti ada unsur paksaan, izin organisasi bisa dicabut.

    3. Digitalisasi pengaduan dan perlindungan korban. Harus ada sistem whistleblower online yang memungkinkan pengusaha melapor secara anonim. Ini mencegah mereka menjadi target intimidasi lanjutan.

    4. Meningkatkan kesadaran masyarakat. Pengusaha dan masyarakat harus menyadari bahwa membayar bukanlah solusi jangka panjang. Jika terus dilakukan, premanisme akan semakin kuat dan sulit diberantas.

    5. Menciptakan lapangan kerja alternatif. Pemerintah harus lebih agresif dalam menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat agar praktik premanisme tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan "wajar."

    THR Seharusnya Hak, Bukan Upeti

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun