MBG Ramadan: Makan Bergizi atau Sekadar Formalitas?
Setiap Ramadan, anak-anak TK dan SD kelas rendah mulai belajar berpuasa, sebuah pengalaman yang penuh tantangan bagi mereka. Tapi ada yang berbeda dengan Ramadan kali ini, program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan selama Ramadan. Untuk siswa muslim, paket makanan harus dibawa pulang untuk berbuka.
Namun, di beberapa kasus, bukannya membantu anak bertahan hingga magrib, MBG justru menjadi pemicu rengekan sepanjang siang.
Kenapa? Karena sejak menerima paket makanan, anak-anak mulai merasa lapar lebih cepat dan merengek untuk berbuka lebih awal. Padahal, tujuan utama MBG adalah memberikan tambahan nutrisi saat berbuka puasa. Lantas, di mana letak masalahnya?
Menu MBG Ramadan: Cukup Bergizi atau Perlu Evaluasi?
Contohnya, salah satu menu yang diberikan pada program MBG Ramadan ini, setiap anak mendapatkan 1 kotak susu kecil (125 ml), 3 butir kurma, 3 butir telur puyuh rebus dan 1 bungkus biskuit.
Sekilas, ini tampak seperti kombinasi makanan yang sehat—ada protein dari telur, gula alami dari kurma, serta susu untuk menambah asupan nutrisi. Namun, apakah benar menu ini cukup ideal untuk mendukung energi anak-anak yang sedang berpuasa?
Psikologi Anak: Mengapa MBG Justru Bikin Lapar Lebih Awal?
Banyak orang tua melaporkan bahwa setelah menerima MBG Ramadan, anak-anak mereka justru mulai merengek dan meminta berbuka lebih awal.
Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama:
1. Pemicu Psikologis: Makanan yang Sudah di Tangan
