Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang membawa perubahan dalam rutinitas harian, mulai dari pola makan hingga waktu tidur.Â
Namun, bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), perubahan ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Anak dengan autisme, ADHD, atau hambatan intelektual sering kali mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan jadwal dan aturan baru.
Bagaimana cara membantu mereka agar dapat menjalani Ramadhan dengan nyaman dan bermakna? Berikut beberapa pendapat para ahli serta tips praktis untuk mendukung ABK beradaptasi dengan rutinitas Ramadhan berdasarkan pengalaman saya selama ini.
Pentingnya Pendekatan Fleksibel dan Bertahap
Dr. Sarah Ahmed, seorang psikolog anak spesialis perkembangan, menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas.
"Perubahan tiba-tiba dapat memicu stres atau kecemasan pada anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, persiapan sejak dini dengan pendekatan bertahap sangat penting agar mereka merasa nyaman dan tidak tertekan," ujar Dr. Sarah.
Hal ini diperkuat oleh penelitian dari National Autistic Society, yang menemukan bahwa anak autis lebih mampu menghadapi perubahan jika diberikan visual schedule (jadwal bergambar) dan penjelasan yang jelas tentang apa yang akan terjadi.
Sementara itu, dalam perspektif Islam, Ramadhan tidak boleh menjadi beban, tetapi harus menjadi pengalaman spiritual yang menyenangkan. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit diri dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, pendekatan yang ramah anak, penuh kesabaran, dan tanpa paksaan adalah kunci utama dalam membantu ABK menjalani Ramadhan dengan baik.
