Tren Konsumtif: Mobil Dulu, Rumah Belakangan
Di era modern ini, banyak orang lebih memilih memiliki mobil keren terlebih dahulu dibandingkan rumah sendiri. Fenomena ini semakin marak terlihat di berbagai kota besar, di mana kepemilikan kendaraan mewah seakan menjadi simbol status sosial yang lebih penting dibanding tempat tinggal tetap.Â
Akibatnya, banyak mobil yang diparkir sembarangan di pinggir jalan perumahan karena pemiliknya masih tinggal di rumah kontrakan atau indekos dan tidak memiliki garasi.
Dulu, memiliki rumah sendiri adalah prioritas utama. Generasi terdahulu cenderung menabung untuk membeli atau membangun rumah sebelum merencanakan kepemilikan kendaraan pribadi.Â
Namun, kini urutannya terbalik. Banyak yang lebih memilih kredit mobil dulu, baru memikirkan rumah, entah kapan.
Psikologi di Balik Fenomena Saat Ini
Dari perspektif psikologi sosial, perubahan pola pikir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Budaya Hedonisme dan Gaya Hidup Instan
Media sosial dan tren konsumsi modern telah menciptakan gaya hidup hedonis, di mana tampilan dan citra diri lebih diutamakan. Orang ingin terlihat sukses dan kaya, meskipun secara finansial mereka belum benar-benar mapan. Mobil menjadi simbol pencapaian yang instan dan mudah dipamerkan, sementara rumah tidak memiliki daya tarik pamer yang sama di media sosial.
2. Tekanan Sosial dan Fear of Missing Out (FOMO)
Banyak orang membeli mobil bukan karena kebutuhan, tetapi karena tekanan sosial dan keinginan untuk tidak tertinggal tren. Ketika lingkungan sekitar, teman, atau rekan kerja memiliki mobil keren, muncul dorongan untuk ikut memiliki, meskipun kondisi keuangan belum memungkinkan.