Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Corona dan Perlunya Sikap Positif Masyarakat

3 April 2020   04:57 Diperbarui: 3 April 2020   04:59 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia tentang adanya Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpapar Covid-19, banyak reaksi ditunjukkan oleh masyarakat. Apalagi selanjutnya ada beberapa dan kemudian banyak masyarakat kita diketahui terpapar oleh penyakit itu.

Beberapa kelompok masyakarat panic ketika penyakit itu mulai melanda Indonesia. Mungkin kita ingat soal reaksi masyarakat pulau Natuna yang eksodus dari pulau itu ketika para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Wuhan Cina dipulangkan ke Indonesia karena kota itu di-lockdown. Lalu ada masyarakat yang mulai membatasi kontak sosialnya untuk tidak menggunakan angkutan umum, transportasi online dan menghindari berinteraksi di keramaian (pasar /mall) karena kuatir tertular virus mematikan itu.

Ada juga reaksi yang kini sedang terjadi adalah adanya fenomena mudik dini, dimana ada gelombang banyak orang yang pulang dari Jakarta menuju kota asalnya karena kuatir akan tidak bisa mudik saat puasa dan menjelang idul fitri tersebut. 

Budaya kita memnag kental dengan tradisi mudik, dimana seseorang dirasa harus mengunjungi kubur orangtua atau kerabat sebelum puasa dan idul fitri.  

Sehingga kini kita sering membaca berita bahwa para perantau asal Padang, Wonogiri, Tegal dll yang pulang ke daerahnya masing-masing untuk mudik terlebih dahulu.

Reaksi ini logis karena masing-masing orang harus memenuhi keinginan batinnya seperti rindu kepada keluarga di kampung, keinginan untuk mengunjungi makam orang tua dll. Reaksi lainnya adalah rasa takut. Dalam hal ini ada ketakutan menderita penyakit mematikan dan rasa takut untuk menularkannya ke orang atau keluarga dekat.

Ahli Sosiologi bernama Talcott Parson (1951) dalam bukunya the Social System mengatakan bahwa jika seseorang sakit makan yang berhenti bukan hanya fungsi biologis semata, tetapi juga peran sosialnya kepada masyarakat. 

Perdana Menteri Inggris misalnya. PM Boris Johnson  memang dinyatakan tertular corona dan harus menjalankan tugasnya dengan bantuan teknologi. 

Begitu juga Menteri Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi yang tertular Covid-19 setelah menjalankan tugasnya sebagai Menhub dengan berkeliling ke seluruh Indonesia. Presiden Jokowi memutuskan menunjuk pengganti sementara (selama Budi sakit) yaitu Luhur Binsar Panjaitan sebagai Menhub sementara.

Reaksi lain dari masyarakat adalah tersebarnya hoax yang seringkali tanpa dasar alias kabar kabur, sering ditiupkan masyarakat. Semisal ada pesan yang tersebar bahwa akhir maret adalah puncak pandemic corona sehingga masyarakat harus waspada. Ini adalah salah satu hoax yang beredar dalam masyarakat.

Karena itu, kita harus sadar bahwa masa-masa ini mungkin adalah masa sulit bagi semua pihak. Karena itu seharusnya kita bisa menggunakan logika, berfikir positif dan yakin bahwa apa yang diputuskan oleh pemerintah adalah hal terbaik untuk kebaikan kita semua. Corona adalah tantangan dan kita harus melampauinya dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun