Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Keragaman Sama dengan Mewujudkan Indonesia Damai

13 Maret 2019   07:05 Diperbarui: 13 Maret 2019   07:08 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Beragam - icrp-online.com

Indonesia adalah negara yang mempunyai keragaman suku, budaya, bahasa, adat istiadat, hingga agama. Keragaman ini sudah ada sejak Indonesia belum menjadi negara. 

Bahkan, ketika sebelum Islam masuk ke tanah Jawa pun, mayoritas masyarakat Indonesia ketika itu sudah ada yang memeluk agama Hindu dan Budha. 

Ada juga yang memeluk aliran kepercayaan. Ketika Islam masuk pun, tidak ada peristiwa pemaksaan. Tidak ada yang ditindas dan menindas. Yang terjadi justru akulturasi antara Islam dengan budaya lokal. Akhirnya masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Beginilah sejatinya kita, masyarakat Indonesia.

Ironisnya, keragaman yang menjadi karakter masyarakat Indonesia ini belakangan seringkali dipersoalkan oleh kelompok tertentu. Persoalan mayoritas minoritas seringkali dimunculkan. 

Ketika memasuki tahun politik, persoalan ini kemudian dipolitisasi oleh oknum elit tertentu, dan akhirnya membuat masyarakat di level bawah mengalami kebingungan. 

Di daerah, persoalan pribumi non pribumi juga masih ada terjadi. Menguatnya primordialisme dan politik identitas ini, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya konflik berkepanjangan di tengah masyarakat.

Kalau kita lihat sejarah, Indonesia sudah beragam sejak dulu. Jika keberagaman itu dipersoalkan saat ini, sungguh sangat disayangkan. Jika dari dulu kita bisa saling menghargai dan menghormati antar sesama, kenapa saat ini justru hal ini menjadi luntur? 

Jika kita bisa saling tolong menolong tanpa mempertanyakan latar belakang identitasnya, kenapa sekarang ini harus pilih-pilih dulu untuk menolong antar sesama manusia? Kita adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. 

Kita juga tinggal di bumi yang sama. Semestinya tidak perlu saling mencaci, saling menghina, saling menebar kebencian dan kebohongan antar sesama.

Ingat, kita tidak bisa merdeka ketika itu karena perjuangan melawan penjajah yang dilakukan masih bersifat kedaerahan atau masing-masing. Namun ketika perjuangan dilakukan secara bersama-sama, penjajah akhirnya pergi setelah selama 350 menjajah Indonesia. 

Ini membuktikan bahwa persatuan merupakan kekuatan. Dalam pertempuran 10 November di Surabayua, tidak hanya dilakukan oleh tentara, tapi juga dilakukan oleh masyarakat biasa termasuk para ulama dan santri. Ini merupakan contoh lagi yang bisa kita jadikan pembelajaran saat ini.

Karena itulah, stop mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras dan golongan. Mari kita saling berdampingan dalam keragaman. Mari kita saling rukun, tanpa harus melihat agama dan latar belakang lainnya. 

Mari kita jaga keragaman ini, agar Indonesia terus indah seperti layaknya taman yang dipenuhi banyak bunga. Merawat keragaman tidak hanya akan membuat Indonesia menjadi indah, tapi juga menjadi negara yang penuh kedamaian. Lalu, siapa yang tidak ingin semua ini terjadi?  

Jika kita merasa diri sebagai seorang Indonesia, ayo kita jaga keragaman ini, agar anak cucuk kedepan tetap bisa menikmati keindahan dan kedamaian Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun