Beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri ini membuat beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi, atau Bandung ditinggalkan jutaan penghuninya. Sebagian dari mereka pulang kampung ke asal mereka seperti Jawa Timur, Jawa Tengah atau beberapa  kota di provinsi Jawa Barat.
Pulang kampung atau lebih dikenal dengan mudik ini juga dilakukan oleh banyak warga  pulau Bali, Sumatera atau Sulawesi dan Papua ke daerah masing-masing. Bukan saja yang beragama Islam dan merayakan Idul Fitri , tapi karena memanfaatkan liburan yang cukup panjang . Lagipula Idul Fitri di Indonesia tidak sekadar hanya melakukan ritual agama tapi juga bagian dari budaya.
Mudik melibatkan energi, ekonomi dan kemauan besar untuk mewujudkannya.  Tak jarang sebagian besar dari mereka harus  menabung setahun penuh untuk bias pulang kampung. Mereka menyisihkan  rejeki sebulan demi sebulan agar semua anggota keluarga dapat bertemu kerabat. Mereka juga rela menempuh jarak ribuan kilometer untuk dapat mencapai kampung mereka. Â
Ujung ramadhan sering mereka rindukan dan merupakan puncak kegembiraan dari setahun sejak Idul Fitri setahun sebelumnya. Mereka bisa bertemu dengan orang tua, kerabat, dan teman-teman lama. Â Hakekat terutama dari tradisi dan budaya pulang kampung ketika Idul Fitri adalah silaturahmi. Bertemu, mempererat persaudaraan dan saling maaf memaafkan.
Silaturahmi diyakini penyebab umur panjang dan banyak rezeki. Â Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi". [Muttafaqun 'alaihi].
Karena itu jika diberi rezeki dan kesempatan untuk bisa pulang kampung pada hari Idul Fitri, silaturahmilah. Karena itu membuat kita lebih baik.