Mohon tunggu...
Sam Nugroho
Sam Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Notulis, typist, penulis konten, blogger

Simple Life Simple Problem

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Solusi Internet Kuat Dukung Keluarga Hebat

28 Agustus 2022   13:38 Diperbarui: 28 Agustus 2022   13:44 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digital Family Life (pexels)

     Sudah cukup 2 tahun lamanya kita berjuang dan berperang melawan belenggu virus yang tidak kunjung angkat kaki dari muka bumi. Kata-kata pandemi seperti sahabat kental yang selalu disebut. Alih-alih salut malah membuat orang jadi sengkarut. Jika ditarik lagi ke belakang dalam kurun 24 bulan, apa saja sih yang telah kita lakukan? Lantas, ada gumam dalam hati "apa ini hanya ketakutan atau bagian dari bayang-bayang kehidupan yang tidak dapat dilanjutkan lagi. Jangan sampai umur bumi hanya sampai di sini!"

     Seiring berkembang zaman, teknologi semakin maju. Akses internet pun mutlak diperlukan. Deras arus informasi dijagat maya sudah tidak dapat terbendung lagi. Tanpa dukungan internet segalanya menjadi terhambat. Bayangkan ketika wabah Covid 19 jadi mimpi buruk warga dunia. Apa yang terjadi jika semua orang sedang bertahan dan isolasi mandiri di rumah masing-masing tanpa ada jaringan atau koneksi Wi-Fi yang memadai?

     Kehidupan harus terus berjalan. Bagaimana mungkin anak-anak belajar atau orang dewasa bisa bekerja dari rumah dengan kondisi tidak dapat bertatap muka secara langsung?! Oleh karena itu metode daring hadir sebagai solusi. Meski tidak efektif atau kurang maksimal, namun langkah ini dinilai menjadi satu-satunya alternatif agar kita tetap terhubung satu sama lain. Jujur, kaget memang ketika diperkenalkan penyedia ruang rapat daring yang saling berlomba seperti Zoom Meeting, Google Meets, dan Microsoft Teams.

     Kebutuhan untuk pasang jaringan internet di rumah mendadak bergeser sebagai kebutuhan utama selain sandang, pangan, dan papan. Namun fakta di lapangan, lingkungan tempat tinggal saya belum melek internet dan masih awam tentang digitalisasi. Belum lagi terkendala tower BTS provider penyedia jasa Telekomunikasi yang tertutup gedung-gedung apartemen yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kami. Koneksi bisa saja tiba-tiba hilang atau kerap kali lamban.

     Coba bayangkan jika semua orang dilingkup satu RT saja hanya mengandalkan paket data atau kuota untuk akses internet? Mungkin jika dikalkukasi dalam sebulan akan menghabiskan kocek ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Itu saja hanya bisa 1 device atau gawai.

     Lihat lebih dalam ke rumah kita. Misal, 1 rumah terisi 5 orang anggota keluarga. Bisa jadi anggaran untuk beli pulsa saja kian membengkak. Ditambah ponsel jadi panas dan cepat rusak saat harus berbagi (tethering) antar perangkat.

     Beda dulu dengan sekarang. Sebab tidak satu atau dua rumah saja yang mengeluh dan mengalami kendala. Akhirnya, perlahan mereka pun sepakat untuk berlangganan internet rumah sebagai solusi. Ada satu rumah yang sudah sejak lama memasang IndiHome karena kebetulan daerah kami merupakan pelanggan lama dari Telkom. Jelas saja IndiHome yang menggunakan jaringan fiber optik mudah dipasang di lingkungan kami. Tinggal hubungkan saja kabel dari rumah ke rumah dari satu tiang listrik yang sama.

     Dengan kecepatan internet unlimited hingga 300 Mbps, internet cepat ini mendukung kelancaran segala aktivitas tanpa batas. Selain cepat, akses internet IndiHome lebih stabil dan tahan segala cuaca. Aktivitas seperti bekerja, belajar, belanja daring, sampai bermain gim dari rumah makin praktis dan nyaman. Layanan aduan konsumen atau customer service juga cepat tanggap dan mudah dihubungi. Hal ini dibuktikan dengan kesigapan para petugas yang siaga selama 24 jam ketika terjadi kerusakan atau gangguan dalam lingkungan kami.

     Nikmat mana lagi yang harus kita tolak. Apalagi dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-77, kita bisa memperoleh ragam benefit yang menarik. Mulai dari kesbek saldo LinkAja Rp227.000, 77 poin myIndiHome, hingga diskon 77% biaya pemasangan selama periode bulan Agustus. Sabi tuh dilirik! Kalau dihitung-hitung sangat jauh lebih hemat dong? 

     Internet bukan lagi jadi barang mewah. Hampir semua rumah di lingkungan sekitar saya mempercayakan pada dukungan internet dari IndiHome. Mulai dari keluarga biasa, warung kelontong, UMKM kuliner layanan antar (food delivery), hunian kos, dan kontrakan hingga jasa pengiriman barang atau ekspedisi. Bayangkan jika internet tidak ada, entah bagaimana nasib kita! Cukup dengan rogoh kocek dari 300 ribuan saja, sudah bisa dapat segalanya. Internetan makin lancar sekaligus menyaksikan ratusan channel TV kesukaan.

Tangkis Berita Hoaks yang Terlanjur Jadi Konsumsi Warga Net Terkait Kebocoran Data Pelanggan IndiHome

Hoaks kebocoran data pelanggan (dokpri)
Hoaks kebocoran data pelanggan (dokpri)
     Beberapa hari ini, beredar berita hoaks tentang kebocoran data pelanggan IndiHome yang diragukan kebenarannya. Pastilah praktis berita ini cukup membuat heboh para pelanggan IndiHome. Tapi, kita memang harus cerdas ketika menerima berita yang belum tentu valid kebenarannya. Sebaiknya ditelusuri dulu kevalidannya melalui sumber terpercaya. Kita juga jangan mudah untuk ikut menyebarkan berita yang kita sendiri belum ketahui kebenarannya.

     Kabar bocornya data histori atau riwayat browsing pelanggan IndiHome untungnya sudah ditanggapi perwakilan Telkom Group yaitu Bapak Ahmad Reza selaku Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation Telkom. Ia menyatakan bahwa berita itu hoaks adanya alias tidak valid.

     Menurut beliau, hal ini mustahil dilakukan. Mengingat, di dalam internal Telkom sendiri saja, data-data pelanggan sulit diakses. Ditambah data enkripsi dan firewall yang berlapis.

     Berdasarkan data dari Telkom, jumlah pelanggan IndiHome saat ini sebanyak 8 juta. Peretas mengklaim mengantongi 26 juta histori browsing. Dia menyatakan histori browsing tersebut bukan berasal dari internal Telkom, melainkan dari situs lain. Ada kemungkinan data-data histori browsing diretas karena pengguna pernah akses situs-situs terlarang. Oleh sebab itu, kita harus bijak menggunakan akses internet dan selalu waspada terhadap situs-situs terlarang karena bisa saja mengandung malware.

     Sebagai perusahaan terbuka yang dual listing, tentu Telkom bisa menjaga etika berbisnis, compliances dan governance (tata kelola perusahaan) sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Telkom juga berkomitmen untuk jamin keamanan data pelanggan dengan sistem keamanan siber yang terintegrasi dan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas utama untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.

     Sudah jelas kan duduk perkara dari berita yang sengaja disebar. Paling tidak kita semakin tenang atas penjelasan tersebut. Sudah terlihat titik terang yang benderang. Anggaplah isu yang beredar seperti anjing mengonggong kafilah berlalu. Hendaklah tabayyun dahulu atau benar-benar double check alias konfirmasi sebelum mengklaim atas tuduhan atau berita bohong yang belum jelas bisa dibuktikan kebenarannya.

Hal penting yang perlu diingat yaitu mari kita gunakan internet dengan bijak. Pilih dan pahami penggunaan internet sesuai dengan kebutuhan kita. Kecepatan optimal bergantung pada jumlah perangkat yang kita gunakan masing-masing


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun