Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Denda 14 T dan Tata Kelola Terusan Suez Pasca Evergiven

14 April 2021   13:13 Diperbarui: 14 April 2021   17:15 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evergiven yang mencatat sejarah kandas Maret 2021 (NYTimes.com)

Geger Terusan Suez akibat kandasnya Kapal Evergiven Maret yang lalu, menyebabkan banyak kapal super besar ketar ketir dan khawatir jangan-jangan nanti juga ikut kandas. Yang Ming Wish, akhirnya sukses melewati Terusan Suez pasca blocking jalur kanal di timur Mesir itu. Itu adalah nama kapal pertama yang transit melalui Terusan Suez hampir seminggu setelah kapal kargo kolosal yang berlayar di jalur air itu berliku-liku ketika seharusnya berliku-liku (meski mungkin lurus akan lebih baik) dan terjepit erat ke samping.

YM Wish adalah kapal kontainer berbendera Hong Kong sepanjang 1.207 kaki atau sekitar 368 meter, dan keluar dari kanal sekitar pukul 21:15. menuju Laut Merah dan Jeddah. Hampir seminggu setelah kapal kargo yang salah, Ever Given,  membuat jalur maritim yang vital terhenti, Terusan Suez dibuka untuk bisnis lagi.

Kapal Yang Ming WIsh itu mungkin berhasil melewati Terusan Suez tanpa kecelakaan, tetapi tidak ada alasan untuk menertawakannya, catat jurnalis New York Times  yang melaporkan dari Mesir, Vivian Yee. Enam tahun lalu, VesselFinder.com melaporkan, YM Wish kandas di Sungai Elbe di Jerman. Namun, dalam kasus ini, dibutuhkan waktu kurang dari sehari untuk membuat kapal tersebut mengapung kembali.
Dan dengan itu pengarahan dan proses evaluasi langsung ini akan segera berakhir. Artinya Yang Ming selamat sentosa melewati Terusan Suez, bahkan tidak mengulangi kesalahannya ketika kandas di Sungai Elbe, Jerman. 

Dengan kata lain, terusan Suez relatif sudah aman selepas kandasnya Ever Given dan sukses lewatnya Yang Ming melalui terusan Suez. Meski demikian, proses dredging atau pengerukan telah diusulkan oleh Otoritas Pengelola Kanal Suez untuk mitigasi risiko di masa depan. (lihat di story terdahulu)

Evergiven sendiri dikabarkan "disegel" tidak boleh berlayar, sampai dibayarkan denda tidak kurang dari 14 trilyun rupiah atas kerugian Otoritas Suez akibat kanal diblok kapal kandas milik Evergreen tersebut.

Kapal Evergiven ketika ngeblok Trusan Suez (NYTimes.com)
Kapal Evergiven ketika ngeblok Trusan Suez (NYTimes.com)

TATA KELOLA KANAL/TERUSAN SUEZ 

Sebagaimana diketahui, ketika Evergiven mulai mengapung dengan pertolongan tug boat dari Otoritas Suez, Presiden Abdel Fattah el-Sisi dari Mesir merayakan momen tersebut di Twitter, menulis bahwa "Orang Mesir hari ini telah berhasil mengakhiri krisis kapal yang terjebak di Terusan Suez terlepas dari kerumitan besar seputar situasi ini di setiap aspek."

Senin dini hari ketika itu, buritan Ever Given jelas bebas dari daratan, tetapi perlu waktu beberapa jam sebelum dipastikan bahwa busur bulat kapal telah berhasil ditarik dari lumpur dan kotoran di tepi kanal. Kru penyelamat telah bekerja di sekitar jadwal yang sebagian besar ditentukan oleh pasang surut: bekerja untuk membuat kemajuan selama enam jam yang dibutuhkan agar air mengalir dari titik rendah ke tinggi.

Bulan purnama pada hari Minggu memberi penyelamat jendela 24 jam yang sangat menjanjikan untuk bekerja, dengan beberapa inci tambahan aliran pasang surut memberikan bantuan penting.

Sepanjang malam pada hari Minggu dan hingga Senin, kapal tunda bekerja berkoordinasi dengan kapal keruk untuk mengembalikan kapal berbobot 220.000 ton itu ke perairan.


Kemudian, sebelum fajar, kapal perlahan-lahan kembali apung.

Itu adalah titik balik dalam salah satu operasi penyelamatan terbesar dan paling intens dalam sejarah modern, dengan kelancaran fungsi sistem perdagangan global yang tergantung pada keseimbangan.

Lantas awam (publik) pasti bertanya, pihak mana yang sebenarnya mengendalikan dan mengelola Terusan Suez?

Terusan Suez diresmikan untuk pertama kalinya pada tahun 1869  dan dibangun atas prakarsa insinyur Prancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps. Terusan ini memungkinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika lewat Semenanjung Pengharapan yang melingkar sangat jauh. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah, atau dalam istilah sekarang dikatakan sebagai "doble handling" yang menyebabkan biaya tinggi.

Terusan Sues, membuat biaya pengapalan efisien karena memotong jalur pelayaran sampai ribuan kilometer. 

Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez.


Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan porosnya. 

Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai Mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. 

Melalui intervensi dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi.

Otoritas Terusan Suez (SCA), didirikan pada tanggal 26 Juli 1956, adalah publik dan otoritas independen dari badan hukum, SCA (Suez Canal Authority) harus melapor kepada Perdana Menteri secara langsung. Ia memiliki semua otoritas yang dibutuhkan untuk menjalankan Terusan tanpa dibatasi oleh hukum dan sistem pemerintah Mesir. 

 SCA mengelola, mengoperasikan, menggunakan, memelihara dan meningkatkan Terusan Suez.  SCA adaah mirip dengan BUMN, punya kewenangan sendiri dan eksklusif, yang menerbitkan dan mempertahankan aturan navigasi di Kanal dan aturan serta regulasi lain yang menyediakan kanal yang dikelola dengan baik dan teratur.

SCA  dapat, bila diperlukan, menetapkan, mendorong atau mengambil bagian dalam membangun proyek yang terkait dengan Kanal.  Selain itu untuk memenuhi tugas dan kewajibannya harus memiliki semua otoritas terkait dan khususnya kewenangan untuk memiliki, memiliki tanah dan real estat. Organisasi SCA juga  dapat menyewakan tanah atau real estatnya dan dapat menyewa tanah atau real estat orang lain juga untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan untuk Kanal, untuk kesejahteraan karyawan dan stafnya atau untuk membangun proyek dan utilitas yang terkait dengan Kanal. yang menyediakan kinerja baik Kanal seperti stasiun air dan pembangkit listrik.

Kalau di Indonesia, ya ini wilayahnya PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). 

 Keputusan Republik dikeluarkan atas pengangkatan, pemberhentian ketua dan anggota Dewan Direksi SCA dan akan menetapkan gaji dan remunerasi mereka juga.

PUNGUTAN DAN PENDAPATAN 

Otoritas Suez akan memberlakukan dan memungut biaya pada navigasi dan transit melalui Terusan, dan pada pilotage, towage, sandar dan tindakan serupa lainnya sesuai dengan hukum dan peraturan.

SCA memiliki anggaran terpisah yang mengikuti aturan yang berlaku untuk proyek komersial. Tahun fiskal dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 30 Juni setiap tahun. Jadi mirip dengan Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan BUMN di Indonesia yang wajib dibuat setiap tahun. 

SCA  tidak akan mengambil prosedur apa pun yang bertentangan dengan ketentuan Konvensi Konstantinopel tahun 1888 mengenai navigasi bebas Terusan Maritim Suez juga tidak akan memberikan hak istimewa kepada kapal atau orang normal / badan hukum yang tidak diberikan, dalam keadaan yang sama. , untuk kapal lain atau orang normal / hukum dan juga tidak akan mendiskriminasi beberapa klien demi klien lain.

Artinya kapal yang melintas diberikan hak yang sama tanpa mendiskriminasi berdasarkan asal usul negara. 

Periode 1855 - 1956 Kanal Suez dipimpin oleh Presiden Perusaan (frasanya adalah Suez Company).

Sedangkan sejak 1956 sampai dengan sekarang, dipimpin oleh Chairman atau Ketua Otoritas Suez yang saat ini dipegang oleh Jenderal/Laksanama/Admiral Osama Mounir Rabie (12 Aug. 2019 - sekarang).

DAPATKAH MENGELOLA SELAT MALAKA SEPERTI TERUSAN SUEZ?

Stiamak Barunawati Surabaya menggelar diskusi terbatas (14/4/2021) antara dosen, mahasiswa dan pemangku kepentingan secara daring. Topiknya unik menarik, dapatkah kita "mengeblok" Selat Malaka dan dikelola bersama antara Malaysia, Singapura, dan Indonesia?

Selama ini layanan komersial yang diberikan di Selat Malaka adalah pemanduan (pilotage) yang dikelola bersama oleh 3 negara. Namun untuk pengelolaan yang lain, masih belum diatur misalnya terkait tug boat jika terjadi sesuatu di jalur navigasi.

Inti diskusi mahasiswa dan dosen adalah berusaha menjawab pertanyaan apakah Selat Malaka dapat dikelola seperti Kanal Suez?

Nah, resumenya adalah Suez memiliki sejarah perang, apakah Malaka juga perlu perang dulu sampai bisa memutuskan siapa paling berhak mengelola Selat Malaka?

Sebenarnya, yang paling berhak adalah: Indonesia.

Cuma, apakah negara kita cukup digjaya untuk mengakuisisi tata kelola Selat Malaka? Sementara itu, ada proyek baru bernama Kanal Kra, di selatan Thailand. (Kra Canal Thailand)

Y aya ya ya ............. negara kita pernah berjaya jaman Sriwijaya, Majapahit, Mataram sebagai Negara Maritim.

Namun masih diperlukan perjuangan keras menuju kejayaan yang lebih unggul dan kekinian. Sejarah panjang tata kelola Kanal Suez masih perlu kita pelajari dengan seksama, dan dari fakta sejarah bahwa ternyata era kolonialisme di negara kita konon karena Terusan Suez ketika itu dikuasai Ottoman Turki sehingga kapal-kapal Eropa saling menyebar pating plencar mencari sumber ermpah-rempah di Asia tanpa lewat Kanal Suez. 

Sedangkan rakyat kita di era 1800an, dipenuhi cerita kethoprak sakti jin gendruwo, dan miskin literasi tentang navigasi kemaritiman sehingga sebagian rakyat kita pun sampai sekarang ada yang masih hobi membakar kemenyan dan menyebar bunga, ketimbang membuka buku sejarah teknologi maritim Majapahit dan Mataram. 

Padahal, kakek moyang kita adalah pelaut yang masyhur, namun literasinya kok malah dipenuhi dengan khayalan jin gendruwo ya... Walahhh.... .

Senyampang Ramadan, mari kita gali ilmu kemaritiman menuju kejayaan Nusantara.  

(14.04.2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun