Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Singosari Kerajaan di Malang yang Melintas Sumatra

28 Februari 2021   09:42 Diperbarui: 28 Februari 2021   09:48 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang jaman Majapahit (Foto: intisarigrid.id)

Saya yang tertarik adalah pada kenyataan lain, lokasi Singosari berada di selatan Jawa Timur, Kota Malang. Sementara pelabuhan ada di Tajung Perak, Surabaya, berjarak sekitar 87 km dengan lewat tol sekitar 1 jam 7 menit. Ini posisi Februari 2021 lho ya..

Jarak Tanjung Perak - Malang sekitar 98 km. Dipastikan pada tahun 1268 - 1292, jalan tol itu masih berupa hutan alas gung liwang liwung. Jadi satu-satunya jalan mulus adalah aliran Sungai Brantas, yang mengalir sampai ke samudera teluk Madura ya di Tanjung Perak.

Mengalir jauh melintasi 17 kabupaten/kota, Sungai Brantas menjadi kebanggaan Jawa Timur. Konservasi Arboretum Sumber Brantas, Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu - ini dulu wilayah Kabupaten Malang sebelum berdiri sebagai Kota Admnistratif, menjadi 'titik nol' berbagai kisah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo ini.


Sebelum bertemu di Selat Madura - sekarang adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, air itu mengalir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas seluas sekitar 11.800 km2 atau hampir setara dengan wilayah Jawa Timur seluas 47.157,72 Km2. Jadi Sungai Brantas adalah nadi utama logistik Jawa ketika itu. 

Era banyak sedimentasi dan "pembunuhan" terhadap sungai, peradaban kita manusia yang lupa lautan ini, malah dibuat sibuk dengan jalan darat dan lupa merevitalisasi sungai untuk kejayaan maritim kita. Tapi gimana lagi ya... aliran sungai Brantas betul tidak terselamatkan tinggal sungai-sungai untuk irigasi dan bukan untuk pelayaran komersial. 

STIAMAK BArunawati SUrabaya berusaha mengaktivasi diskusi tentang kepemimpinan maritim ini lewat literasi maupun edukasi, sehingga berdiri IMLI (Institut Maritime Leadership Indonesia), dan FSAI (Forum Sekolah Administrasi Bisnis dan Kemaritiman Indonesia).

Aliran air itu melintasi Kota Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Nah, di Mojokerto inilah aliran Sungai Brantas mulai membagi diri secara adil menjadi dua bagian. 

Satu cabang sungai mengalir ke Surabaya melewati Kali Mas, dan satu cabang sungai lainnya mengalir ke Kali Porong, Sidorajo, sebelum akhirnya keduanya berkumpul kembali di Selat Madura. Kalimas ini sempat terkenal sebagai Bandar Pelabuhan untuk pelayaran rakyat, yang sekarang pelahan tapi pasti sudah mendekati ajal kematian dilibas teknologi modern pelayaran dan angkutan darat.

Kisah SINGOSARI, adalah tragedi kita bersama di mana kita lupa lautan, dan terlalu cinta daratan. Saatnya membangun kejayaan maritim kita dengan secara bertahap menyadarkan generasi muda untuk setidaknya mulai mencintai lautan, air, sungai, dan peradabannya.

Jalesveva jayamahe. (28.02.2021/Endepe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun