Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sudahkah Menanam Kebaikan Hari Ini?

1 Desember 2020   04:45 Diperbarui: 1 Desember 2020   05:15 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanamlah kebaikan selalu, dan setiap waktu (foto: twitter.com/LintangJaya)

Kisah itu nyata, pernah saya ikuti di pewartaan jauh hari sebelum ramai pemberitaan apa saja. Moralitas cerita, ada kebaikan tersembunyi dari seorang Bu Risma, yang tidak mau mengambil bahkan jatah sendiri, karena merasa sudah cukup dengan apa yang dipunya.

Nah, saya juga punya testimoni terhadap kebaikan tersembunyi, dari seorang teman saya sendiri. Pernahkah Anda mendengar adanya "uang laki-laki"? Ya, entah gratifikasi, atau mel-melan, atau pemberian dari mitra di lapangan. Risiko berhubungan langsung dengan mitra pelanggan, adalah mereka bisa memberi sejumlah uang, sebagai ucapan terima kasih, atau terpaksa memberi karena takut Anda tidak akan melayani mereka dengan baik.

Teman saya ini, ketika itu, rupanya juga kadang menerima itu. Iya, uang. Dari pelanggan.

"Lantas kau apakan uang itu saudaraku, "tanya saya ketika itu.

"Mereka itu kalau ditolak, bisa tersinggung, atau bahkan memusuhi kita. Maka uang itu saya terima, lantas saya buku ulang untuk membersihkan piutang perusahaan lainnya yang sudah lama macet, "kata sahabat saya.

"Maksud kamu, uang itu kamu setorkan ke perusahaan?" tanya saya tidak habis pikir.

"Ya itu uang bukan milik pribadi kita kan, dan sebagian perusahaan kecil-kecil mitra kita terbelit utang macet, dan kita juga susah untuk membersihkannya. Maka uang gratifikasi itu, saya bukukan untuk melunasi piutang perusahaan kecil-kecil yang terkena macet pembayarannya, "kata sahabat saya itu.

Era ketika itu belum ada aturan KPK tentang gratifikasi. Begitu ada aturan, maka teman saya itu juga mematuhinya, semua dilaporkan ke KPK meskipun hanya berbentuk kado atau souvenir yang diterimanya.

Intinya, teman saya itu punya kebaikan "tidak mengkonsumsi uang yang bukan haknya". Sampai sekarang, beliau dikenal jujur dna bersih. 

Tuhan Maha Melihat, teman saya itu berhasil dalam karir, dan masuk dalam jajaran elit badan usaha milik bangsa dan tetap amanah. Saya bersaksi, beliau orang baik dan pantas menerima balasan dari Tuhan atas kebaikan itu. Karirnya bagus dan melesat. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun