sang gadis minta kepada kekasihnya mahar berupa puisi.
Pada hari perkawinannya nantiTentu sang lelaki  kekasihnya heran setengah mati, mengapa maharnya puisi?
Jawab sang gadis: carilah sendiri maknanya jika engkau benar mencintai
Dalam renungan berhari-hari, akhirnya sang lelaki menemukan arti mengapa mahar yang diminta sang kekasih berupa puisi.Â
Pertama, karena puisi selalu memancarkan kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang bisa diringkas hanya dalam satu bait, tanpa mengobral kata-kata indah, berbunga-bunga tapi tak ada arti. Mestinya demikian cinta sejati. Tak banyak kata, hanya sedikit kata saja tetapi lebih banyak  tindakan nyata sebagai bukti.
Kedua, puisi juga sering menggunakan kata unik untuk menampung sesuatu yang tersembunyi yang mungkin sulit dimengerti dengan ekspresi kata biasa atau sehari-hari. Â Cinta sering pula menampung perasaan yang hanya bisa diungkapkan dengan kata unik yang hanya dua orang yang saling mencintai yang mengetahui.
Ketiga, puisi juga akan tertulis abadi. Dia akan diingat selamanya sekalipun tinta tulisannya sudah luntur dan tak bisa lagi dibaca dan dinikmati. Ia akan tinggal dalam memori. Harapan sang gadis juga cintanya dengan sang jejaka pilihannya akan abadi pula.