Di tepi pantai di atas pasir itu sepasang kekasih berjanji membangun istana masa depan mereka
Denah rumah fisik mereka rencanakan dengan baiknya.
Tak kalah pula istana jiwa yang tertautkan juga direncanakan dengan berbunga-bunga.
Lalu tibalah di suatu masa untuk mewujudkan segala rencana.
Tetapi semuanya hilang musnah tak pernah mewujudkan tampilan nyatanya.
Rupa-rupanya pada waktu itu mereka membangun istana di atas pasir yang tentu tak kuat fondasinya. Mereka hanya membayangkan indahnya hidup bersama. Namun tanpa berpijak pada realitas nyata. Membangun istana secara fisik yang megah butuh banyak biaya. Tak cukup hanya dengan berkhayal bahwa dengan berpangku tangan mereka menjadi kaya.
Istana non fisik juga sama. Tak cukup membayangkan indahnya cinta tanpa usaha memahami pasangannya. Waktu pacaran kelihatan hanya kelebihannya. Namun ketika akan tiba hidup bersama lalu tampak kekurangan yang masing-masing tak bisa menerima.
Jadilah cita-cita membangun istana bersama hanya tinggal fatamorgana.