nasehat seorang bijaksana kepada seorang yang datang meminta nasehatnya tentang hidup atau berziarah di dunia.
InilahHal hidup berziaraah atau hidup di dunia itu ada rambu-rambunya.
Pertama dunia bukanlah surga. Segala bahagia, suka, gembira, bahkan harta sifatnya hanya sementara. Semua serba terbatasi oleh masa. Sebaliknya pula, segala beban, kesedihan, dan derita juga tak kekal selamanya. Ada batas akhirnya sebab Tuhan tak pernah mencobai manusia melewati batas kemampuannya.
Kedua, waspada sebab dunia penuh kepura-puraan juga. Jangan bangga atas pujian yang diterima. Mungkin itu hanya pemanis bicara dan sering sebagai umpan tuk mendapatkan kuasa atau yang lainnya. Pujian dan terima kasih yang tulus biasanya datang dari mereka yang papa dan tak punya apa-apa atas sebagian rejeki yang kira berikan kepada mereka. Karna mereka tak punya apa-apa tuk membalasnya. Hanya rasa terima kasih dan pujian tulus yang diungkap selaksa.
Ketiga, berusahalah sekeras mungkin tuk mencapai cita-cita. Janganlah takut pada cobaan yang membuat jatuh ke lembah yang tak terselami dalamnya. Sgeralah bangkit dan jangan tinggal pasrah saja. Namun imbangilah hal-hal itu dengan tekun berdoa. Sebab apappun rancangan manusia, Tuhanlah yang menentukan ujungnya.
Keempat, bersyukurlah atas apa saja yang sudah dipunya. Atas isteri yang setia. Atas anak yang berbakti kepada orangtua. Atas rumah yang mungkin sederhana tetapi mampu memayungi dari hujan deras dan dari panasnya sang surya. Anggaplah pula segala yang dipunya hanya titipan untuk memperlancar segala urusan dunia. Karena nanti kalau kita sudah tiada. Semua tak ada yang dibawa.