Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suri Teladan Bima

20 Agustus 2021   11:52 Diperbarui: 20 Agustus 2021   11:55 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pinterest.com

Bima atau Werkudara adalah anak kedua dari lima bersaudara Pandawa Lima.

Ia punya perawakan gagah perkasa. Punya pusaka kuku Pancanaka dan sebuah gada bernama Rujakpala.

Sifatnya jujur, menganggap semua mahluk sama derajatnya dan tidak takut takut pada siapa saja. Diwujudkannya hal itu antara lain ketika berbicara tak pernah menggunakan bahasa jawa halus (krama inggil) terhadap siapapun juga, termasuk kepada para dewa. Hanya kepada dewa tertinggi atau pimpinan para dewa yaitu Sang Hyang Wenang yang menjelma menjadi Dewa Ruci ia menggunakan bahasa jawa krama inggil. Ia juga tak pernah duduk di hadapan lawan bicara kecuali dengan Sang Hyang Wenang atau Dewa Ruci sebagai sikap tak mau direndahkan lawan bicaranya.

Ketika perang Baratayudha, dia melawan Duryudhana raja Astina pimpinan para Kurawa. Perang dimenangkan Bima yang meremukkan paha Duryudana yang merupakan kelemahannya sekaligus memenuhi sumpahnya untuk membunuh Duryudana karena telah mempermalukan Dewi Kunthi Ibunya.

Dalam pandangan manusia mungkin Bima dianggap kasar dan tak tahu tata krama. Tetapi mestinya harus diambil sifat baiknya, yaitu jujur, cinta kebenaran, menganggap manusia sama semua derajatnya, dan ak takur apapun jika ia merasa benar adanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun