Lelaki itu tidur tapi tanpa bermimpi. Padahal katanya mimpi itu bunga tidur yang setiap orang mengalami.
Sudah beberapa hari.Mungkin memang ia sudah kehabisan bahan bermimpi. Tak ada lagi kekasih yang dirindukan tuk mengisi relung hati. Kekasihnya sudah selamanya pergi karena pandemi dan ia sudah memutuskan untuk tak meningatnya lagi. Untuk apa memenuhi pikiran dan hati dengan buruknya memori.
Bermimpi tentang masa depan yang bagai pelangi? Itu juga sudah tak mungkin terjadi. Usianya sudah kian menggerogoti. Tak ada kerja yang membebani. Hidupnya monoton dan tak bisa warna warni. Ia hanya ingin ingat pada yang ilahi karena ia merasa waktunya tak banyak lagi.
Jadi meski tanpa mimpi lelaki itu tetap tidur dengan nyenyak sampai ia tidur abadi di suatu waktu nanti.