Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Corona Masuk Desa

23 Juli 2021   22:48 Diperbarui: 23 Juli 2021   23:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: news.detik.com

Kemarau nampaknya tak akan panjang.  Hujan masih juga datang terkadang dan bisa diramalkan makin sering  di bulan-bulan depan.

Hal demikian tak berpengaruh bagi sang lelaki di suatu malam. Lelaki itu masih tetap berdiang di depan tungku di dapur gubug sederhananya di lereng gunug Merapi. Di sini memang hujan ataukah kemarau hawa dingin selalu menusuk sampai ke sungsum tak hanya sampai ke kulit atau tulang luarnya.

Mungkin hanya itu saja jalan bagi sang lelaki untuk mencari kehangatan. Isterinya telah lama pergi selamanya karena corona tanpa meninggalkan anak baginya.

Corona memang sekarang tak mengenal lokasi serangannya. Dulu jika membayangkan desa maka jarang ada penyakit yang menyerangnya karena tak ada polusi, juga tak ada gaya hidup yang tak sehat. Tapi kini corona bisa menembus sampai ke desa-desa. Rupa-rupanya tak hanya ABRI yang masuk desa, tetapi Corona juga masuk desa. Maka berjaga-jagalah semua. Tidak di kota, tidak di desa

Tinggallah sang lelaki sendirian saja sampai menunggu saatnya tiba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun