Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kata, Kalimat, dan Bahasa, Terbatas Sebenarnya

25 Juni 2021   13:04 Diperbarui: 25 Juni 2021   13:21 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: wallpaperbetter.com

Sang wanita akhirnya menyadari bahwa kata, kalimat, dan yang paling luas bahasa tetaplah sangat terbatas dalam mengungkap perasaan khususnya cinta. Cinta memang perlu diungkap dengan kata, kalimat, dan bahasa tetapi dari pengalamannya sering tak cukup mewadahinya.

Barangkali sama dengan puisi yang menunjukkan ekspresi tetapi tanpa cukup kata. Puisi Stardji Colzoum Bachri misalnya sering hanya merupakan komposisi huruf dan bunyi, tetapi bisa hidup dan mengekspresikan sesuatu ketika dibaca penyairnya.

Sang wanita yang setia mendampingi lelaki kekasihnya berdasar pengalaminya juga mengalami hal yang sama. Sang lelaki tak banyak mengucapkan kata dan kalimat dalam bahasa yang indah. Tetapi sang wanita merasa dengan ekpresi lainnya sang lelakki begitu mencintainya. Entah itu dengan menggandeng tangannya, entah dengan pandangannya yang teduh. Tetapi yang lebih meyakinkan adalah dengan tindakan dan pengurbanannya yang nyata.

Di dunia yang mengalami inflasi kata, tindakan dan ekspresi kadang lebih bermakna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun