Sudah lama perahu kecil itu memendam luka-lukanya.Â
Luka karena ditambatkan saja. Â Tak lagi dianggap berguna. Air laut dan waktu juga menggerogoti tubuhnya.Â
Pemiliknya tak pernah menyentuhnya karena alam tak bisa diajak kompromi. Badai datang sewaktu-waktu dan jika nekat mencari ikan berarti malapetaka.Â
Dan sore itu, luka sang perahu kecil bertambah ketika ia tahu esuk pagi akan dibongkar untuk dijual sebagai kayu bakarÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!